Makanan Hampir Habis, Penyintas Topan Super Rai Terancam Kelaparan

Selasa, 21 Desember 2021 - 18:39 WIB
Makanan hampir habis, penyintas Topan Super Rai di Filipina terancam kelaparan. Foto/Today Online
MANILA - Pejabat dan penduduk daerah Filipina yang luluh lantak dihantam Topan Rai memohon untuk dikirimkan makanan, air, dan tempat bermukim sementara. Jalan yang rusak, banjir, dan putusnya aliran listrik serta komunikasi telah menghambat upaya bantuan.

Topan Rai yang melanda pada Kamis lalu adalah topan terkuat yang melanda negara kepulauan itu pada tahun ini. Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB hampir 400 orang tewas dan 1,8 juta jiwa terkena dampak dengan 630 ribu kehilangan tempat tinggal.

"Pasokan makanan kami hampir habis. Mungkin dalam beberapa hari, kami akan benar-benar habis," kata Wali Kota Tubajon Fely Pedrablanca di Pulau Dinagat seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/12/2021).



Daerah itu, yang menghadap ke Samudra Pasifik, dihancurkan oleh topan dan Fely mengatakan hanya sembilan dari lebih dari 2.000 rumah di kotanya yang masih berdiri.



Penjaga pantai telah mengerahkan kapal untuk membantu dalam menyalurkan bantuan dan dalam upaya mencapai daerah yang masih terputus, sementara Palang Merah Filipina (PRC) berencana untuk mengangkut orang ke tempat yang aman, termasuk turis asing yang terdampar di pulau liburan Siargao.

"Kami menghadapi bencana yang luar biasa. Ini Haiyan lagi," kata Ketua PRC Richard Gordon kepada Reuters, mengacu pada salah satu topan tropis paling kuat yang pernah tercatat, yang menewaskan 6.300 orang di Filipina pada 2013.

Di provinsi Leyte Selatan, pusat-pusat evakuasi juga hancur. Hal itu diungkapkan Roger Mercado, penjabat kepala dinas pekerjaan umum, saat dia meminta tenda dan material konstruksi.

"Kerusakan infrastruktur di Leyte Selatan, di mana penduduk juga sangat membutuhkan makanan dan air, bisa mencapai USD60,14 juta (Rp859 miliar)," kata Mercado kepada radio DZMM.



Sementara itu pihak kepolisian mengatakan sedikitnya 375 orang tewas dan 56 hilang. Lebih dari 500 orang terluka.

"Pemerintah telah menyiapkan makanan dan non-makanan tetapi itu tidak cukup karena banyak yang membutuhkan," kata Danilo Atienza, kepala bencana Leyte Selatan.

Presiden Rodrigo Duterte pada hari Senin memerintahkan badan-badan negara untuk memulihkan listrik dan komunikasi saat ia menjanjikan USD200 juta atau sekitar Rp2,8 triliun untuk upaya pemulihan.

Bantuan asing juga mulai berdatangan termasuk dari Jepang dan China, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan sedang bekerja dengan mitranya untuk membantu di bidang tempat tinggal, kesehatan, makanan, perlindungan, dan respons penyelamatan jiwa lainnya.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More