WHO: Covid-19 Berevolusi Saat Menyebar di Antara Manusia
Rabu, 22 April 2020 - 21:51 WIB
MOSKOW - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Covid-19 terus berubah ketika mereka menyebar di antara manusia. Covid-19 saat ini telah menginfesi setidaknya 2,5 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 170 ribu orang.
Perwakilan WHO di Rusia, Melita Vujnovic mengatakan, saat ini ada berbagai versi dari Covid-19 di seluruh dunia. Hal ini, menurut Vuljonic, karena Covid-19 berubah setiap saat dan meyebar dari satu manusia ke manusia lain.
"Ada berbagai versi virus di berbagai belahan dunia. Secara teori, Covid-19 bisa saja muncul di mana saja tetapi versinya adalah hasil penyebarannya di antara manusia," ucap Vujnovic dalam sebuah pernyataan.
Vujnovic, seperti dilansir Tass pada Rabu (22/4/2020), mengatakan bahwa WHO terus memonitor kegiatan penelitian yang dilakukan di seluruh dunia, yang dapat membantu memahami sifat virus ini.
"Informasi tentang virus di Rusia tersedia untuk para peneliti negara itu. Lembaga-lembaga penelitian Rusia telah memberi tahu WHO tentang upaya untuk membuat kandidat vaksin berdasarkan pengetahuan tentang genom virus, jadi kami berharap untuk melihat artikel ilmiah tentang masalah dari Rusia," tukasnya.
Perwakilan WHO di Rusia, Melita Vujnovic mengatakan, saat ini ada berbagai versi dari Covid-19 di seluruh dunia. Hal ini, menurut Vuljonic, karena Covid-19 berubah setiap saat dan meyebar dari satu manusia ke manusia lain.
"Ada berbagai versi virus di berbagai belahan dunia. Secara teori, Covid-19 bisa saja muncul di mana saja tetapi versinya adalah hasil penyebarannya di antara manusia," ucap Vujnovic dalam sebuah pernyataan.
Vujnovic, seperti dilansir Tass pada Rabu (22/4/2020), mengatakan bahwa WHO terus memonitor kegiatan penelitian yang dilakukan di seluruh dunia, yang dapat membantu memahami sifat virus ini.
"Informasi tentang virus di Rusia tersedia untuk para peneliti negara itu. Lembaga-lembaga penelitian Rusia telah memberi tahu WHO tentang upaya untuk membuat kandidat vaksin berdasarkan pengetahuan tentang genom virus, jadi kami berharap untuk melihat artikel ilmiah tentang masalah dari Rusia," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda