Raja Faisal, Penguasa Arab Saudi Pembela Palestina yang Tewas Ditembak Mati
Senin, 22 November 2021 - 15:15 WIB
RIYADH - Raja Faisal bin Abdul Aziz bin Abdurrahman as-Saud adalah raja ketiga yang memerintah kerajaan Arab Saudi . Dia tewas karena dibunuh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal bin Mussaid.
Kejadian ini terjadi lebih dari 40 tahun lalu, tepatnya pada 25 Maret 1975. Raja Faisal sendiri merupakan putra dari pendiri kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz.
Sang raja dikenal sebagai sosok yang pandai bicara. Meski dikenal sebagai pribadi yang tidak banyak bicara, ia dianggap memiliki kemampuan memimpin sebuah negara.
Pengaruhnya pun sangat besar. Sebab, dialah tokoh penting yang mereformasi dunia pendidikan di Arab Saudi serta menghapus perbudakan, sehingga membawa negara ini lebih maju dan modern dari sebelumnya.
Mengutip history.com, Raja Faisal bertempur dalam kampanye militer pada 1920-an dan 1930-an yang selanjutnya membantu proses modernisasi Arab Saudi.
Sebelum diangkat menjadi raja, ia juga pernah menjabat sebagai duta besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada 1953, ia dilantik sebagai perdana menter. Sebelas tahun kemudian, tepatnya tahun 1964, ia menggantikan Raja Saud sebagai penguasa Arab Saudi.
Raja Faisal juga dikenal karena ketegasannya menolak dukungan terhadap Amerika Serikat (AS) atas keputusan negara tersebut membela Israel dalam menjajah wilayah Palestina.
Di bawah pimpinannya, Arab Saudi pernah melakukan boikot suplai minyak pada negara-negara barat pada tahun 1973. Hal ini berdampak pada terjadinya krisis minyak di beberapa negara.
Alasan di balik kematiannya hingga saat ini masih menjadi misteri. Hari itu, 25 Maret 1975, Raja Faisal sedang menghadiri pertemuan bilateral dengan menteri perminyakan Kuwait ketika sang keponakan memasuki ruang pertemuan.
Ketika rapat berakhir, Raja Faisal pun menghampirinya. Ia mencium kepala dan hidung sang pangeran sebagai bagian dari tradisi keluarga.
Tidak ada yang menduga bahwa Pangeran Faisal bin Musaid akan memasukkan tangannya ke saku dan mengeluarkan pistol.
Tiga timah panas kemudian ditembakkan ke kepala Raja Faisal. Ahmed bin Abdul Wahab, orang yang menemani Raja Faisal, langsung menyerang Faisal bin Musaid dan menangkapnya.
Sedangkan sang raja segera dilarikan ke rumah sakit pusat. Namun, pada pukul 14.00 waktu setempat, Raja Faisal dikabarkan meninggal dunia.
Kepergian Raja Faisal untuk selamanya itu masih menyisakan misteri besar bagi dunia tentang siapa dalang sebenarnya pembunuhan tersebut.
Kejadian ini terjadi lebih dari 40 tahun lalu, tepatnya pada 25 Maret 1975. Raja Faisal sendiri merupakan putra dari pendiri kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz.
Sang raja dikenal sebagai sosok yang pandai bicara. Meski dikenal sebagai pribadi yang tidak banyak bicara, ia dianggap memiliki kemampuan memimpin sebuah negara.
Pengaruhnya pun sangat besar. Sebab, dialah tokoh penting yang mereformasi dunia pendidikan di Arab Saudi serta menghapus perbudakan, sehingga membawa negara ini lebih maju dan modern dari sebelumnya.
Mengutip history.com, Raja Faisal bertempur dalam kampanye militer pada 1920-an dan 1930-an yang selanjutnya membantu proses modernisasi Arab Saudi.
Sebelum diangkat menjadi raja, ia juga pernah menjabat sebagai duta besar Arab Saudi untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pada 1953, ia dilantik sebagai perdana menter. Sebelas tahun kemudian, tepatnya tahun 1964, ia menggantikan Raja Saud sebagai penguasa Arab Saudi.
Raja Faisal juga dikenal karena ketegasannya menolak dukungan terhadap Amerika Serikat (AS) atas keputusan negara tersebut membela Israel dalam menjajah wilayah Palestina.
Di bawah pimpinannya, Arab Saudi pernah melakukan boikot suplai minyak pada negara-negara barat pada tahun 1973. Hal ini berdampak pada terjadinya krisis minyak di beberapa negara.
Alasan di balik kematiannya hingga saat ini masih menjadi misteri. Hari itu, 25 Maret 1975, Raja Faisal sedang menghadiri pertemuan bilateral dengan menteri perminyakan Kuwait ketika sang keponakan memasuki ruang pertemuan.
Ketika rapat berakhir, Raja Faisal pun menghampirinya. Ia mencium kepala dan hidung sang pangeran sebagai bagian dari tradisi keluarga.
Tidak ada yang menduga bahwa Pangeran Faisal bin Musaid akan memasukkan tangannya ke saku dan mengeluarkan pistol.
Tiga timah panas kemudian ditembakkan ke kepala Raja Faisal. Ahmed bin Abdul Wahab, orang yang menemani Raja Faisal, langsung menyerang Faisal bin Musaid dan menangkapnya.
Sedangkan sang raja segera dilarikan ke rumah sakit pusat. Namun, pada pukul 14.00 waktu setempat, Raja Faisal dikabarkan meninggal dunia.
Kepergian Raja Faisal untuk selamanya itu masih menyisakan misteri besar bagi dunia tentang siapa dalang sebenarnya pembunuhan tersebut.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda