Cap LSM Palestina Organisasi Teroris, Israel Gunakan Dokumen Bodong
Jum'at, 05 November 2021 - 02:27 WIB
TEL AVIV - Sebuah dokumen rahasia yang digunakan Israel untuk mencap enam LSM Palestina sebagai organisasi teroris dilaporkan tidak mengandung bukti nyata keterlibatan mereka dalam kegiatan kekerasan atau untuk membenarkan penunjukan tersebut.
Dokumen tersebut, yang memuat logo dinas keamanan internal Israel Shin Bet , adalah hasil penyelidikan terhadap enam kelompok masyarakat sipil Tepi Barat yang dituduh mengamankan dana asing untuk kelompok militan Palestina.
Mengakses berkas tersebut, The Intercept dan outlet Israel +972 serta Local Call menemukan bahwa informasi yang digunakan berdasarkan pada hasil interogasi terhadap akuntan dari LSM Palestina lainnya, Komite Kerja Kesehatan. Organisasi ini juga dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel pada tahun lalu.
Shin Bet menggunakan satu pernyataan dari seorang akuntan tentang memalsukan tanda terima palsu untuk Komite Kerja Kesehatan guna menuduh keenam LSM tersebut melakukan metode yang sama untuk mendanai kelompok militan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Agen-agen Shin Bet rupanya menggambarkan sejumlah prakarsa pendidikan dan kemanusiaan yang dapat berafiliasi dengan organisasi tersebut sebagai “kegiatan PFLP”, tetapi mereka tidak menjelaskan pembiayaan kegiatan aksi kekerasan apa pun.
Outlet media itu mengatakan tidak ada kesaksian yang dikutip dalam dokumen setebal 74 halaman itu yang didukung oleh dokumen atau tanda terima apa pun. Berkas itu tampaknya dikirimkan pada bulan Mei ke sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang telah mendanai organisasi tersebut, yang mendorong audit independen dan kritik publik dari Menteri Belanda dan Belgia, yang menyatakan bahwa tuduhan itu bahkan tidak mengandung satu bukti nyata pun.
“Karena orang Eropa tidak menerima tuduhan itu, (Israel) menggunakan perang yang tidak konvensional: menyatakan organisasi sebagai kelompok teroris,” ucap Michael Sfard, seorang pengacara hak asasi manusia Israel yang mewakili Al-Haq, salah satu LSM Palestina yang dituduh sebagai organisasi teroris, kepada The Intercept yang dinukil Russia Today, Jumat (5/11/2021).
Dia menambahkan bahwa tuduhan itu adalah serangan politik dengan kedok keamanan.
Dokumen tersebut, yang memuat logo dinas keamanan internal Israel Shin Bet , adalah hasil penyelidikan terhadap enam kelompok masyarakat sipil Tepi Barat yang dituduh mengamankan dana asing untuk kelompok militan Palestina.
Mengakses berkas tersebut, The Intercept dan outlet Israel +972 serta Local Call menemukan bahwa informasi yang digunakan berdasarkan pada hasil interogasi terhadap akuntan dari LSM Palestina lainnya, Komite Kerja Kesehatan. Organisasi ini juga dicap sebagai organisasi teroris oleh Israel pada tahun lalu.
Shin Bet menggunakan satu pernyataan dari seorang akuntan tentang memalsukan tanda terima palsu untuk Komite Kerja Kesehatan guna menuduh keenam LSM tersebut melakukan metode yang sama untuk mendanai kelompok militan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP).
Agen-agen Shin Bet rupanya menggambarkan sejumlah prakarsa pendidikan dan kemanusiaan yang dapat berafiliasi dengan organisasi tersebut sebagai “kegiatan PFLP”, tetapi mereka tidak menjelaskan pembiayaan kegiatan aksi kekerasan apa pun.
Outlet media itu mengatakan tidak ada kesaksian yang dikutip dalam dokumen setebal 74 halaman itu yang didukung oleh dokumen atau tanda terima apa pun. Berkas itu tampaknya dikirimkan pada bulan Mei ke sejumlah negara Uni Eropa (UE) yang telah mendanai organisasi tersebut, yang mendorong audit independen dan kritik publik dari Menteri Belanda dan Belgia, yang menyatakan bahwa tuduhan itu bahkan tidak mengandung satu bukti nyata pun.
“Karena orang Eropa tidak menerima tuduhan itu, (Israel) menggunakan perang yang tidak konvensional: menyatakan organisasi sebagai kelompok teroris,” ucap Michael Sfard, seorang pengacara hak asasi manusia Israel yang mewakili Al-Haq, salah satu LSM Palestina yang dituduh sebagai organisasi teroris, kepada The Intercept yang dinukil Russia Today, Jumat (5/11/2021).
Dia menambahkan bahwa tuduhan itu adalah serangan politik dengan kedok keamanan.
tulis komentar anda