Jepang Minta Korsel Lakukan Tindakan Nyata dan Tegas untuk Tingkatkan Komunikasi
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 14:00 WIB
TOKYO - Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan (Korsel) melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon pada Jumat (15/10/2021). Kedua belah pihak berupaya memperdalam hubungan dalam menghadapi ancaman keamanan regional, meskipun hubungan bilateral masih sangat tegang.
Seperti tertuang dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, Perdana Menteri baru Jepang, Fumio Kishida, telah berbicara dengan Presiden Korea Moon Jae-in. Dalam percakapan telepon selama 35 menit itu, Kishida mengatakan kepada Moon bahwa sangat penting mereka memperdalam kerja sama antara kedua negara, serta dengan Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi ancaman keamanan yang serius di kawasan itu.
Jepang dan Korsel memang sama-sama berstatus sekutu kuat AS di kawasan Asia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Tokyo dan Seoul mencapai titik terendah setelah putusan pengadilan Korsel yang memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar ganti rugi kepada pekerja Korea atas pelanggaran mereka selama Perang Dunia II.
Keputusan tersebut telah menyebabkan ketegangan lebih lanjut atas perdagangan. Poin penting lainnya adalah “wanita penghibur” Korea yang dilecehkan secara seksual oleh pendudukan militer masa perang Jepang. Jepang menegaskan, semua masalah kompensasi diselesaikan di bawah perjanjian tahun 1965 yang menormalkan hubungan dengan Seoul dan mengatakan pengadilan Korsel memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar kompensasi melanggar hukum internasional.
"Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan terus berada dalam kondisi yang parah," kata Kishida kepada wartawan, Jumat (15/10/2021), seperti dikutip dari Japan Today. Kishida meminta Korsel untuk mengambil "tindakan nyata dan tegas" guna meningkatkan komunikasi dan diplomasi antara kedua negara.
Kishida juga menambahkan, bahwa dia sedang menunggu "langkahnya." Kishida mengatakan tidak ada rencana untuk pertemuan langsung antara kedua negara.
Jepang dan Korea Selatan telah berusaha untuk meningkatkan hubungan sejak Presiden Joe Biden menyerukan kerjasama tiga arah yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dan tantangan yang ditimbulkan oleh China.
Kishida, sejak menjabat pada 4 Oktober, telah berbicara dengan Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri India Narendra Modi - yang disebut negara-negara Quad, serta Vladimir Putin dari Rusia dan Presiden China Xi Jinping.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Seperti tertuang dalam pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, Perdana Menteri baru Jepang, Fumio Kishida, telah berbicara dengan Presiden Korea Moon Jae-in. Dalam percakapan telepon selama 35 menit itu, Kishida mengatakan kepada Moon bahwa sangat penting mereka memperdalam kerja sama antara kedua negara, serta dengan Amerika Serikat (AS) dalam menghadapi ancaman keamanan yang serius di kawasan itu.
Jepang dan Korsel memang sama-sama berstatus sekutu kuat AS di kawasan Asia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara Tokyo dan Seoul mencapai titik terendah setelah putusan pengadilan Korsel yang memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar ganti rugi kepada pekerja Korea atas pelanggaran mereka selama Perang Dunia II.
Keputusan tersebut telah menyebabkan ketegangan lebih lanjut atas perdagangan. Poin penting lainnya adalah “wanita penghibur” Korea yang dilecehkan secara seksual oleh pendudukan militer masa perang Jepang. Jepang menegaskan, semua masalah kompensasi diselesaikan di bawah perjanjian tahun 1965 yang menormalkan hubungan dengan Seoul dan mengatakan pengadilan Korsel memerintahkan perusahaan Jepang untuk membayar kompensasi melanggar hukum internasional.
"Hubungan antara Jepang dan Korea Selatan terus berada dalam kondisi yang parah," kata Kishida kepada wartawan, Jumat (15/10/2021), seperti dikutip dari Japan Today. Kishida meminta Korsel untuk mengambil "tindakan nyata dan tegas" guna meningkatkan komunikasi dan diplomasi antara kedua negara.
Kishida juga menambahkan, bahwa dia sedang menunggu "langkahnya." Kishida mengatakan tidak ada rencana untuk pertemuan langsung antara kedua negara.
Jepang dan Korea Selatan telah berusaha untuk meningkatkan hubungan sejak Presiden Joe Biden menyerukan kerjasama tiga arah yang lebih kuat dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dan tantangan yang ditimbulkan oleh China.
Kishida, sejak menjabat pada 4 Oktober, telah berbicara dengan Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri India Narendra Modi - yang disebut negara-negara Quad, serta Vladimir Putin dari Rusia dan Presiden China Xi Jinping.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(esn)
tulis komentar anda