Dianggap Lambat Tangani Sindrom Havana, CIA Pecat Kepala Kantor di Wina
Jum'at, 24 September 2021 - 19:21 WIB

Sejumlah pegawai berada di kantor pusat CIA di Amerika Serikat. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Badan Investigasi Sentral Amerika Serikat (CIA) memecat kepala kantornya di Wina karena dianggap tidak menanggapi dengan tepat wabah sindrom Havana yang misterius.
“Puluhan personel Amerika Serikat (AS) di ibu kota Austria, Wina, dan anak-anak mereka telah melaporkan gejala sindrom tersebut,” ungkap laporan Washington Post.
Kondisi tersebut pertama kali muncul di Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Havana, Kuba, pada 2016.
Baca juga: Petugas CIA Menderita Gejala Sindrom Havana dalam Perjalanan ke India
Mereka yang terkena dampak mengatakan mereka mendengar suara mendengung datang dari satu arah, dan kemudian merasakan tekanan di kepala mereka.
Baca juga: Kim Yo-jong: Korut Terbuka untuk Akhiri Perang jika Kondisinya Terpenuhi
Yang lain mengeluh mual, pusing dan kelelahan, di antara gejala lainnya.
Baca juga: Viral! Wanita Robek-robek Iklan LGBTQ dan Pergaulan Bebas di Kereta New York
“Ada lebih banyak kasus sindrom ini di Wina daripada di kota mana pun selain Havana,” ungkap laporan Post.
CIA menolak mengomentari laporan tersebut ketika dihubungi Washington Post.
“Puluhan personel Amerika Serikat (AS) di ibu kota Austria, Wina, dan anak-anak mereka telah melaporkan gejala sindrom tersebut,” ungkap laporan Washington Post.
Kondisi tersebut pertama kali muncul di Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Havana, Kuba, pada 2016.
Baca juga: Petugas CIA Menderita Gejala Sindrom Havana dalam Perjalanan ke India
Mereka yang terkena dampak mengatakan mereka mendengar suara mendengung datang dari satu arah, dan kemudian merasakan tekanan di kepala mereka.
Baca juga: Kim Yo-jong: Korut Terbuka untuk Akhiri Perang jika Kondisinya Terpenuhi
Yang lain mengeluh mual, pusing dan kelelahan, di antara gejala lainnya.
Baca juga: Viral! Wanita Robek-robek Iklan LGBTQ dan Pergaulan Bebas di Kereta New York
“Ada lebih banyak kasus sindrom ini di Wina daripada di kota mana pun selain Havana,” ungkap laporan Post.
CIA menolak mengomentari laporan tersebut ketika dihubungi Washington Post.
Lihat Juga :