Inilah 10 Peralatan Militer AS Termahal yang Direbut Taliban secara Gratis

Rabu, 25 Agustus 2021 - 07:01 WIB
Kelima, Total 88.709 kemeja seragam dalam berbagai ukuran senilai USD3.597.150.

Keenam, Amunisi termasuk 884.880 peluru kaliber 50 senilai USD2.703.616.

Ketujuh, Lebih dari 300 transmisi kendaraan hidrolik senilai USD2.339.584.

Kedelapan, Delapan puluh satu mesin diesel senilai USD3.145.233.

Kesembilan, Lebih dari dua juta kartrid amunisi 7,62 mm senilai USD1.511.700.

Kesepuluh, Hampir lima juta 5,56 kartrid pelatihan amunisi kosong senilai USD1.039.115.

“Dalam proses penarikan pasukan 16 bulan terakhir, Pentagon memindahkan sejumlah besar peralatannya sendiri dari Afghanistan, dan menyerahkan sebagian kepada tentara Afghanistan,” ungkap laporan AFP.

Selama beberapa pekan terakhir Taliban telah menguasai setiap senjata dan peralatan yang ditinggalkan pasukan Afghanistan yang melarikan diri.

“Segala sesuatu yang belum dihancurkan adalah milik Taliban sekarang,” ungkap seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, kepada Reuters.

Namun, masih belum jelas berapa banyak peralatan yang dipasok AS jatuh ke tangan Taliban yang mengambil alih Afghanistan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan kekuatan Barat.

“Pejabat AS saat ini dan para mantan pejabat mengatakan ada kekhawatiran senjata itu dapat digunakan untuk membunuh warga sipil, disita kelompok ekstremis lain seperti ISIS untuk menyerang kepentingan AS di kawasan itu, atau bahkan berpotensi diserahkan kepada musuh termasuk China dan Rusia,” papar laporan Reuters.

Para ahli mengatakan situasi di Afghanistan telah menunjukkan kebutuhan AS untuk memantau lebih baik peralatan yang diberikan kepada sekutunya.

Peneliti Persenjataan Konflik yang berbasis di Inggris Justine Fleischner mengatakan AS bisa berbuat lebih banyak untuk memastikan peralatan yang dikirim ke pasukan Afghanistan dipantau dan diinventarisasi dengan cermat.

Taliban juga berhasil menyita peralatan biometrik militer AS, yang memicu kekhawatiran peralatan itu dapat digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang membantu pasukan asing.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More