Rusia Tuding AS Coba Picu Konflik di Negara-negara SCO
Kamis, 29 Juli 2021 - 18:30 WIB
MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia , Sergei Shoygu pada hari Rabu menuduh Amerika Serikat (AS) menciptakan titik-titik masalah di sekitar negara-negara Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO). SCO adalah organisasi yang dianggotai oleh China, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Shoigu mengatakan, Washington telah menggunakan tekanan ekonomi, sanksi, memprovokasi konflik dan melakukan kampanye disinformasi untuk mengacaukan situasi, dan menciptakan ketegangan jangka panjang di sekitar SCO.
Ketidakstabilan paling akut di Asia Tenggara, di mana jelas Shoigu, AS memaksakan pembentukan struktur yang mirip dengan NATO.
“Kelompok-kelompok kesiapan tinggi yang canggih sedang dibentuk dan kekuatan, dan sarana negara-negara non-regional semakin terlibat dalam latihan (militer), yang meningkatkan risiko insiden selama kegiatan militer. Penyebaran skala besar anti-rudal sistem pertahanan dan antarmukanya dengan alat serang sedang dilakukan," tuduh Shoygu.
"Situasi ini diperparah dengan berakhirnya Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah, yang memungkinkan pengerahan rudal kelas ini oleh AS di Asia," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/7/2021).
Dia kemudian mengatakan bahwa penarikan pasukan asing yang tergesa-gesa dari Afghanistan memicu lonjakan tajam tambahan dalam ketegangan militer dan politik, dan gelombang permusuhan.
“Tetapi Amerika lebih khawatir tentang kemungkinan menciptakan rute transit baru dan struktur logistik di negara-negara Asia Tengah, (dan) penyebaran pangkalan dan fasilitas militer mereka," ucapnya.
"Kami percaya bahwa ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi hanya untuk kehadiran Aliansi jangka panjang di kawasan dan ketidakstabilan tambahan," ujarnya.
Shoigu lalu mendesak negara-negara SCO untuk mengadakan konsultasi terus-menerus untuk mencegah meluapnya proses destabilisasi di wilayah mereka.
Shoigu mengatakan, Washington telah menggunakan tekanan ekonomi, sanksi, memprovokasi konflik dan melakukan kampanye disinformasi untuk mengacaukan situasi, dan menciptakan ketegangan jangka panjang di sekitar SCO.
Ketidakstabilan paling akut di Asia Tenggara, di mana jelas Shoigu, AS memaksakan pembentukan struktur yang mirip dengan NATO.
“Kelompok-kelompok kesiapan tinggi yang canggih sedang dibentuk dan kekuatan, dan sarana negara-negara non-regional semakin terlibat dalam latihan (militer), yang meningkatkan risiko insiden selama kegiatan militer. Penyebaran skala besar anti-rudal sistem pertahanan dan antarmukanya dengan alat serang sedang dilakukan," tuduh Shoygu.
"Situasi ini diperparah dengan berakhirnya Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah, yang memungkinkan pengerahan rudal kelas ini oleh AS di Asia," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (29/7/2021).
Dia kemudian mengatakan bahwa penarikan pasukan asing yang tergesa-gesa dari Afghanistan memicu lonjakan tajam tambahan dalam ketegangan militer dan politik, dan gelombang permusuhan.
“Tetapi Amerika lebih khawatir tentang kemungkinan menciptakan rute transit baru dan struktur logistik di negara-negara Asia Tengah, (dan) penyebaran pangkalan dan fasilitas militer mereka," ucapnya.
"Kami percaya bahwa ini tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik, tetapi hanya untuk kehadiran Aliansi jangka panjang di kawasan dan ketidakstabilan tambahan," ujarnya.
Shoigu lalu mendesak negara-negara SCO untuk mengadakan konsultasi terus-menerus untuk mencegah meluapnya proses destabilisasi di wilayah mereka.
(ian)
tulis komentar anda