Korban Tewas Aksi Protes Krisis Air di Iran Bertambah Jadi 3
Minggu, 18 Juli 2021 - 10:25 WIB
TEHERAN - Korban tewas aksi protes krisis air di barat daya Iran yang kaya minyak naik menjadi tiga orang. Hal itu dikatakan para aktivis pada hari Sabtu, ketika demonstrasi berlanjut untuk malam ketiga berturut-turut.
Aksi protes dimulai Kamis malam di beberapa kota di provinsi Khuzestan, termasuk ibu kotanya, Ahwaz, dan berlanjut untuk malam ketiga berturut-turut pada Sabtu.
Seorang pejabat setempat mengatakan pada hari Sabtu seorang pria tewas dalam aksi protes hari Jumat lalu di kota Shadegan (al-Falahiya) di Khuzestan setelah secara tidak sengaja ditembak oleh pengunjuk rasa bersenjata. Namun para aktivis mengatakan dia ditembak mati oleh pasukan keamanan.
“Selama demonstrasi, perusuh menembak ke udara untuk memprovokasi orang-orang dan, sayangnya, salah satu peluru mengenai seseorang yang hadir di tempat kejadian dan membunuhnya,” kata Omid Saripour, kepala gubernur di Shadegan, kepada kantor berita negara IRNA.
Pejabat Iran di masa lalu menyalahkan kematian pengunjuk rasa pada pengunjuk rasa lainnya.
Pemrotes yang terbunuh itu diidentifikasi sebagai Mostafa Naeemawi, seorang etnis Arab berusia 30 tahun. Khuzestan adalah rumah bagi populasi etnis Arab yang besar.
Aktivis melaporkan dua kematian lagi pada hari Sabtu yang belum dikomentari pihak berwenang.
Mengutip sumber-sumber lokal, Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran, melaporkan bahwa warga negara Arab Qassem Khozeiri (23), meninggal di rumah sakit pada hari Sabtu setelah ditembak oleh pasukan keamanan di kota itu, Kut Abdollah, pada hari Jumat.
Aksi protes dimulai Kamis malam di beberapa kota di provinsi Khuzestan, termasuk ibu kotanya, Ahwaz, dan berlanjut untuk malam ketiga berturut-turut pada Sabtu.
Seorang pejabat setempat mengatakan pada hari Sabtu seorang pria tewas dalam aksi protes hari Jumat lalu di kota Shadegan (al-Falahiya) di Khuzestan setelah secara tidak sengaja ditembak oleh pengunjuk rasa bersenjata. Namun para aktivis mengatakan dia ditembak mati oleh pasukan keamanan.
“Selama demonstrasi, perusuh menembak ke udara untuk memprovokasi orang-orang dan, sayangnya, salah satu peluru mengenai seseorang yang hadir di tempat kejadian dan membunuhnya,” kata Omid Saripour, kepala gubernur di Shadegan, kepada kantor berita negara IRNA.
Pejabat Iran di masa lalu menyalahkan kematian pengunjuk rasa pada pengunjuk rasa lainnya.
Pemrotes yang terbunuh itu diidentifikasi sebagai Mostafa Naeemawi, seorang etnis Arab berusia 30 tahun. Khuzestan adalah rumah bagi populasi etnis Arab yang besar.
Aktivis melaporkan dua kematian lagi pada hari Sabtu yang belum dikomentari pihak berwenang.
Mengutip sumber-sumber lokal, Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran, melaporkan bahwa warga negara Arab Qassem Khozeiri (23), meninggal di rumah sakit pada hari Sabtu setelah ditembak oleh pasukan keamanan di kota itu, Kut Abdollah, pada hari Jumat.
tulis komentar anda