Bos Intelijen Korsel: Paus Francis Berencana Kunjungi Korut

Sabtu, 10 Juli 2021 - 00:17 WIB
Direktur intelijen Korsel menyebut Paus Francis berencana untuk mengunjungi Korut. Foto/globalskyafricaonline.com
SEOUL - Kepala intelijen Korea Selatan (Korsel) mengatakan Paus Francis merencanakan kunjungan ke Korea Utara (Korut). Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi pertama kalinya pemimpin Gereja Katolik mengunjungi negara totaliter itu.

Hingga saat ini jarang ada informasi tentang berapa banyak warga negara itu yang beragama Katolik atau bagaimana mereka menjalankan kepercayaanya.

Fides, agen resmi dari Pontifical Mission Societies, mengatakan bahwa Park Jie-won, Direktur badan intelijen Korsel, NIS, membuat pengumuman itu dalam sebuah Misa di Mokpo pada awal pekan ini.



Park mengatakan kepada peserta Misa bahwa dia akan bertemu dengan Uskup Agung Gwangju Mgr Kim Hee-jung dan duta besar Vatikan untuk Korsel, Uskup Agung Alfred Xuereb, untuk membahas kemungkinan kunjungan kepausan ke Pyongyang seperti dikutip dari Independent, Sabtu (10/7/2021).

Paus Fransiskus saat ini sedang memulihkan diri dari operasi usus di Roma. Perjalanan terjadwal berikutnya adalah mengunjungi Slovakia dan Hongaria pada bulan September. Badan intelijen di Seoul belum secara terbuka mengkonfirmasi komentar Park.



Pria berusia 84 tahun itu sebelumnya telah mengajukan sejumlah permohonan untuk pemulihan hubungan antara kedua Korea.

Pada tahun 2018, Presiden Korsel Moon Jae-in secara lisan menyampaikan undangan dari pemimpin Korut Kim Jong-un kepada Paus. Kim dan Moon telah bertemu sebulan sebelumnya.

Pejabat Vatikan mengatakan setelah itu undangan tertulis resmi akan dipertimbangkan, tetapi tidak jelas apakah ada undangan yang datang.

Monsignor Lazzaro You Heung-sik, uskup Daejon di Korsel bagian tengah, mengatakan kepada The Telegraph: “Saya yakin bahwa kemungkinan kunjungan ke Pyongyang dapat mewakili titik balik, yang akan memungkinkan kita orang Korea untuk berdialog dan memahami satu sama lain dengan lebih baik, dan bahkan mungkin mencapai reunifikasi Selatan dan Utara."

“Secara konkret, mediasi Bapa Suci bisa menjadi kesempatan yang baik untuk mengakhiri konflik, hasil dari saling tidak percaya antara dua bagian semenanjung yang telah berlangsung selama beberapa dekade,” imbuhnya.

Korut telah ditutup dari seluruh dunia setelah menutup perbatasannya pada Januari 2020 sebagai respons terhadap pandemi COVID-19.

Kim Jong-un baru-baru ini memarahi pejabat tinggi karena kegagalan "penting" dalam pencegahan virus Corona yang katanya menyebabkan "krisis besar", dengan laporan kekurangan pangan di negara itu.



Meskipun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan lalu bahwa Korut melaporkan bahwa mereka telah menguji 31.794 orang terkait virus Corona hingga 24 Juni dan semuanya negatif.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More