Pekerja Asing Jadi Korban Banjir dan Tanah Longsor di Nepal
Jum'at, 18 Juni 2021 - 20:18 WIB
KATHMANDU - Pejabat Nepal mengatakan 11 orang tewas setelah banjir dan tanah longsor , yang dipicu oleh hujan lebat, melanda seluruh negara itu. Pekerja India dan dua pekerja China di sebuah proyek pembangunan termasuk diantara korban tewas, sementara 25 orang hilang di tempat lain.
Pemerintah distrik Sindhupalchowk dalam sebuah pernyataan mengatakan mayat ketiga pekerja itu ditemukan di dekat kota Melamchi, timur laut Kathmandu, yang dilanda banjir bandang pada hari Rabu lalu yang juga memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka.
"Warga negara asing itu bekerja untuk sebuah perusahaan China yang sedang membangun proyek air minum," kata pejabat distrik Baburam Khanal seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/6/2021).
Kementerian Dalam Negeri Nepal mengatakan pada Kamis malam bahwa 25 orang hilang dalam banjir di Sindhupalchowk, sebuah distrik pegunungan yang berbatasan dengan wilayah Tibet di China, dan bagian lain negara itu.
Hujan monsun, yang biasanya dimulai pada bulan Juni dan berlangsung hingga September, membunuh ratusan orang di sebagian besar pegunungan Nepal setiap tahun.
Hujan deras sejak Selasa telah merusak jalan, menghancurkan jembatan, menghanyutkan peternakan ikan dan ternak, serta menghancurkan rumah-rumah.
Pihak berwenang mengatakan ratusan orang terpaksa pindah ke tempat penampungan masyarakat, termasuk sekolah, gudang dan tenda.
Badan-badan bantuan mengatakan krisis tahun ini dapat menambah kesengsaraan sosial dan ekonomi negara yang terpukul keras oleh COVID-19. Nepal memiliki salah satu prevalensi COVID-19 tertinggi yang dilaporkan di dunia.
"Mereka yang kehilangan rumah tidur di pusat komunitas," kata John Jordan dari badan amal World Neighbors yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Kepadatan yang dipaksakan ini meningkatkan risiko bagi komunitas yang telah pulih dari COVID-19.
Pemerintah distrik Sindhupalchowk dalam sebuah pernyataan mengatakan mayat ketiga pekerja itu ditemukan di dekat kota Melamchi, timur laut Kathmandu, yang dilanda banjir bandang pada hari Rabu lalu yang juga memaksa banyak orang meninggalkan rumah mereka.
"Warga negara asing itu bekerja untuk sebuah perusahaan China yang sedang membangun proyek air minum," kata pejabat distrik Baburam Khanal seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/6/2021).
Kementerian Dalam Negeri Nepal mengatakan pada Kamis malam bahwa 25 orang hilang dalam banjir di Sindhupalchowk, sebuah distrik pegunungan yang berbatasan dengan wilayah Tibet di China, dan bagian lain negara itu.
Hujan monsun, yang biasanya dimulai pada bulan Juni dan berlangsung hingga September, membunuh ratusan orang di sebagian besar pegunungan Nepal setiap tahun.
Hujan deras sejak Selasa telah merusak jalan, menghancurkan jembatan, menghanyutkan peternakan ikan dan ternak, serta menghancurkan rumah-rumah.
Pihak berwenang mengatakan ratusan orang terpaksa pindah ke tempat penampungan masyarakat, termasuk sekolah, gudang dan tenda.
Badan-badan bantuan mengatakan krisis tahun ini dapat menambah kesengsaraan sosial dan ekonomi negara yang terpukul keras oleh COVID-19. Nepal memiliki salah satu prevalensi COVID-19 tertinggi yang dilaporkan di dunia.
"Mereka yang kehilangan rumah tidur di pusat komunitas," kata John Jordan dari badan amal World Neighbors yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Kepadatan yang dipaksakan ini meningkatkan risiko bagi komunitas yang telah pulih dari COVID-19.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda