Korut Sebut Vaksin COVID-19 Bukan Obat Mujarab
Selasa, 04 Mei 2021 - 19:35 WIB
SEOUL - Media pemerintah Korea Utara (Korut) memperingatkan prospek pertempuran panjang melawan virus Corona baru . Mereka juga mengingatkan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh produsen obat global terbukti bukan obat mujarab universal.
Korut hingga saat ini belum secara resmi mengkonfirmasi kasus infeksi COVID-19 , meskipun para pejabat Korea Selatan (Korsel) mengatakan wabah di sana tidak dapat dikesampingkan, karena Korut memiliki hubungan perdagangan dan orang-ke-orang dengan China sebelum menutup perbatasannya awal tahun lalu.
Surat kabar resmi Partai Buruh yang berkuasa, Rodong Sinmun, mengatakan pandemi hanya memburuk meskipun vaksin sudah dikembangkan.
"Vaksin virus Corona baru yang diperkenalkan secara kompetitif oleh berbagai negara pernah dianggap sebagai secercah harapan bagi umat manusia yang dapat mengakhiri perang melawan penyakit menakutkan ini," tulis Rodong Sinmun.
"Tetapi situasi di banyak negara dengan jelas membuktikan bahwa vaksin tidak pernah menjadi obat mujarab universal," katanya, mengutip laporan berita tentang meningkatnya jumlah kasus baru di luar negeri dan masalah keamanan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/5/2021).
Media itu lantas mendesak orang untuk bersiap menghadapi pandemi yang berkepanjangan, menggambarkannya sebagai kenyataan yang tak terhindarkan yang menyerukan upaya untuk memperkuat langkah-langkah anti-virus dan menumbuhkan loyalitas kepada pemimpin Kim Jong-un dan partainya.
Korut diharapkan menerima hampir dua juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca pada paruh pertama tahun ini, melalui program berbagi vaksin COVAX.
Tetapi bulan lalu Edwin Salvador, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Korut, mengatakan pengiriman ditunda karena kekurangan pasokan, mengutip aliansi GAVI, menurut media Korsel.
Dalam komentarnya kepada Reuters, Salvador mengatakan Korut sedang menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan untuk menerima vaksin, tetapi tidak merinci lebih lanjut.
Aliansi GAVI, yang memimpin COVAX dengan WHO, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Korut hingga saat ini belum secara resmi mengkonfirmasi kasus infeksi COVID-19 , meskipun para pejabat Korea Selatan (Korsel) mengatakan wabah di sana tidak dapat dikesampingkan, karena Korut memiliki hubungan perdagangan dan orang-ke-orang dengan China sebelum menutup perbatasannya awal tahun lalu.
Surat kabar resmi Partai Buruh yang berkuasa, Rodong Sinmun, mengatakan pandemi hanya memburuk meskipun vaksin sudah dikembangkan.
"Vaksin virus Corona baru yang diperkenalkan secara kompetitif oleh berbagai negara pernah dianggap sebagai secercah harapan bagi umat manusia yang dapat mengakhiri perang melawan penyakit menakutkan ini," tulis Rodong Sinmun.
"Tetapi situasi di banyak negara dengan jelas membuktikan bahwa vaksin tidak pernah menjadi obat mujarab universal," katanya, mengutip laporan berita tentang meningkatnya jumlah kasus baru di luar negeri dan masalah keamanan seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/5/2021).
Media itu lantas mendesak orang untuk bersiap menghadapi pandemi yang berkepanjangan, menggambarkannya sebagai kenyataan yang tak terhindarkan yang menyerukan upaya untuk memperkuat langkah-langkah anti-virus dan menumbuhkan loyalitas kepada pemimpin Kim Jong-un dan partainya.
Korut diharapkan menerima hampir dua juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca pada paruh pertama tahun ini, melalui program berbagi vaksin COVAX.
Tetapi bulan lalu Edwin Salvador, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Korut, mengatakan pengiriman ditunda karena kekurangan pasokan, mengutip aliansi GAVI, menurut media Korsel.
Baca Juga
Dalam komentarnya kepada Reuters, Salvador mengatakan Korut sedang menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan untuk menerima vaksin, tetapi tidak merinci lebih lanjut.
Aliansi GAVI, yang memimpin COVAX dengan WHO, tidak segera menanggapi permintaan komentar.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda