Diprotes, Taman di China Hilangkan Patung Wanita Menyusui Ibu Mertuanya
Kamis, 22 April 2021 - 12:04 WIB
BEIJING - Pengelola taman di Huzhou, China , menghilangkan patung seorang wanita yang sedang menyusui Ibu mertuanya. Patung itu telah memicu protes dari para pengunjung dan para pengguna internet.
Media setempat, Global Times, yang dikutip Kamis (22/4/2021), melaporkan bahwa para turis dan pengguna internet mengkritik patung di Yingpan Mountain Scenic Spot [Tempat Pemandangan Gunung Yingpan] di Huzhou, provinsi Zhejiang. Mereka mengeklaim sulit untuk memahami mengapa patung itu menggambarkan seorang wanita menyusui Ibu mertuanya.
Patung itu ternyata terinspirasi oleh kisah kuno yang menyoroti kebajikan berbakti dan dimaksudkan untuk mendidik orang tentang kewajiban berbakti.
Menurut media China tersebut, ini bukan pertama kalinya patung semacam itu memicu kontroversi.
Pada September 2019 lalu, sebuah taman di Beijing menggunakan patung untuk membuat ulang cerita berbakti, seperti anak laki-laki yang mencicipi kotoran ayahnya untuk mengetahui penyakitnya, dan pria yang mengubur hidup-hidup putranya yang berusia tiga tahun untuk menyimpan makanan Ibunya.
Cerita-cerita itu berasal dari buku China kuno "The Twenty-four Filial Exemplars".
Para pengguna internet China mengatakan konotasi dan pengejaran moralitas telah berubah seiring waktu dan beberapa interpretasi kuno tentang kesalehan berbakti dalam buku kuno harus dibuang.
Kesalehan itu merupakan nilai tradisional yang telah diwariskan oleh orang China dari generasi ke generasi sejak Dinasti Zhou Barat China (1046 SM-771 SM).
Media setempat, Global Times, yang dikutip Kamis (22/4/2021), melaporkan bahwa para turis dan pengguna internet mengkritik patung di Yingpan Mountain Scenic Spot [Tempat Pemandangan Gunung Yingpan] di Huzhou, provinsi Zhejiang. Mereka mengeklaim sulit untuk memahami mengapa patung itu menggambarkan seorang wanita menyusui Ibu mertuanya.
Baca Juga
Patung itu ternyata terinspirasi oleh kisah kuno yang menyoroti kebajikan berbakti dan dimaksudkan untuk mendidik orang tentang kewajiban berbakti.
Menurut media China tersebut, ini bukan pertama kalinya patung semacam itu memicu kontroversi.
Pada September 2019 lalu, sebuah taman di Beijing menggunakan patung untuk membuat ulang cerita berbakti, seperti anak laki-laki yang mencicipi kotoran ayahnya untuk mengetahui penyakitnya, dan pria yang mengubur hidup-hidup putranya yang berusia tiga tahun untuk menyimpan makanan Ibunya.
Cerita-cerita itu berasal dari buku China kuno "The Twenty-four Filial Exemplars".
Para pengguna internet China mengatakan konotasi dan pengejaran moralitas telah berubah seiring waktu dan beberapa interpretasi kuno tentang kesalehan berbakti dalam buku kuno harus dibuang.
Kesalehan itu merupakan nilai tradisional yang telah diwariskan oleh orang China dari generasi ke generasi sejak Dinasti Zhou Barat China (1046 SM-771 SM).
(min)
tulis komentar anda