Demonstran Myanmar Gantung Baju Wanita di Tali Jemuran untuk Perlindungan
Minggu, 07 Maret 2021 - 04:04 WIB
Secara tradisional berjalan di bawah baju yang digunakan untuk menutupi bagian pribadi wanita bukan hanya mendatangkan nasib buruk, tetapi juga mengebiri pria.
Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar.
Selama lebih dari satu bulan, pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di penjuru Myanmar menentang kudeta militer 1 Februari.
Mereka juga menolak penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan ratusan tokoh lainnya.
Lebih dari 50 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa.
Tali jemuran pakaian itu tidak menghentikan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet dan granat kejut pada para demonstran.
Beberapa pengunjuk rasa juga terbunuh oleh peluru tajam. Tentara mengatakan telah menanggapi protes dengan menahan diri.
Tentara merebut kekuasaan dengan dalih terjadi kecurangan dalam pemilu November yang dimenangkan partai pimpinan Aung San Suu Kyi. Komisi pemilu telah menepis tuduhan tersebut.
Reuters tidak dapat menghubungi polisi untuk dimintai komentar.
Selama lebih dari satu bulan, pengunjuk rasa telah berdemonstrasi di penjuru Myanmar menentang kudeta militer 1 Februari.
Mereka juga menolak penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan ratusan tokoh lainnya.
Lebih dari 50 pengunjuk rasa telah dibunuh oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa.
Tali jemuran pakaian itu tidak menghentikan polisi menggunakan gas air mata, peluru karet dan granat kejut pada para demonstran.
Beberapa pengunjuk rasa juga terbunuh oleh peluru tajam. Tentara mengatakan telah menanggapi protes dengan menahan diri.
Tentara merebut kekuasaan dengan dalih terjadi kecurangan dalam pemilu November yang dimenangkan partai pimpinan Aung San Suu Kyi. Komisi pemilu telah menepis tuduhan tersebut.
(sya)
tulis komentar anda