Pengembang TikTok Bangun Algoritma Sensor Siaran Streaming Uighur
Jum'at, 19 Februari 2021 - 22:50 WIB
BEIJING - Seorang mantan karyawan perusahaan induk TikTok , ByteDance, mengklaim perusahaan itu telah mencoba mengembangkan algoritma untuk menyensor streaming langsung dalam bahasa Uighur.
Dalam wawancara anonim dengan Protokol, mantan staf ByteDance, yang bekerja untuk tim Trust and Safety perusahaan, menjelaskan alat yang dikembangkan itu untuk membantu upaya moderasi perusahaan bagi Douyin - aplikasi saudara TikTok untuk pasar China .
Dalam wawancara tersebut, mantan karyawan itu menggambarkan bagaimana pekerjaan mereka sering membantu ByteDance membuat alat untuk menghapus konten dengan cepat yang mungkin dianggap melanggar undang-undang sensor China.
"Moderator meminta ini karena mereka tidak mengerti bahasanya. Streamers yang berbicara bahasa etnis dan dialek yang tidak dimengerti penutur Mandarin akan menerima peringatan untuk beralih ke bahasa Mandarin," jelasnya.
"Jika mereka tidak mematuhi, moderator akan menanggapi dengan memotong streaming langsung secara manual, terlepas dari konten sebenarnya," imbuhnya.
"Tapi ketika berbicara tentang Uighur, dengan algoritma yang melakukan ini secara otomatis, moderator tidak perlu bertanggung jawab atas konten yang hilang yang dianggap pihak berwenang telah memicu 'separatisme' atau 'terorisme'," terangnya seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (19/2/2021).
Mantan karyawan tersebut mengatakan bahwa alat tersebut tidak pernah dibuat, sebagian karena perusahaan kekurangan data dan sebagian karena saluran streaming langsung populer sudah "diawasi secara ketat".
"Saya tidak ingat adanya pukulan balik politik yang besar dari pemerintah China selama saya di ByteDance, yang berarti kami melakukan pekerjaan kami," ia menambahkan.
Dalam wawancara anonim dengan Protokol, mantan staf ByteDance, yang bekerja untuk tim Trust and Safety perusahaan, menjelaskan alat yang dikembangkan itu untuk membantu upaya moderasi perusahaan bagi Douyin - aplikasi saudara TikTok untuk pasar China .
Dalam wawancara tersebut, mantan karyawan itu menggambarkan bagaimana pekerjaan mereka sering membantu ByteDance membuat alat untuk menghapus konten dengan cepat yang mungkin dianggap melanggar undang-undang sensor China.
"Moderator meminta ini karena mereka tidak mengerti bahasanya. Streamers yang berbicara bahasa etnis dan dialek yang tidak dimengerti penutur Mandarin akan menerima peringatan untuk beralih ke bahasa Mandarin," jelasnya.
"Jika mereka tidak mematuhi, moderator akan menanggapi dengan memotong streaming langsung secara manual, terlepas dari konten sebenarnya," imbuhnya.
"Tapi ketika berbicara tentang Uighur, dengan algoritma yang melakukan ini secara otomatis, moderator tidak perlu bertanggung jawab atas konten yang hilang yang dianggap pihak berwenang telah memicu 'separatisme' atau 'terorisme'," terangnya seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (19/2/2021).
Mantan karyawan tersebut mengatakan bahwa alat tersebut tidak pernah dibuat, sebagian karena perusahaan kekurangan data dan sebagian karena saluran streaming langsung populer sudah "diawasi secara ketat".
"Saya tidak ingat adanya pukulan balik politik yang besar dari pemerintah China selama saya di ByteDance, yang berarti kami melakukan pekerjaan kami," ia menambahkan.
tulis komentar anda