AS Yakin Bisa Segera Rampungkan Dokumen Perpanjangan New START
Minggu, 31 Januari 2021 - 23:07 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) optimis tentang penyelesaian prosedur perpanjangan Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis (New START) sebelum batas akhir perjanjian tersebut. Perjanjian itu akan berakhir pada 5 Februari mendatang, tapi dapat diperpanjang hingga lima tahun.
"Masih ada langkah-langkah yang harus diselesaikan," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (31/1/2021).
"Tapi, kami optimis perpanjangan [dokumen], yang jelas memenuhi kepentingan keamanan nasional kita, akan diselesaikan sebelum perjanjian itu habis pada 5 Februari," lanjutnya.
Sementara itu, dari sisi Rusia, Presiden Vladimir Putin diketahui telahmenandatangani undang-undang yang meratifikasi perpanjangan New START.
New START adalah perjanjian besar terakhir dari jenisnya antara Rusia dan AS setelah Washington pada 2019 atau di era Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian kontrol senjata nuklir lainnya dengan Rusia yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).
Perjanjian penting itu pertama kali ditandatangani untuk jangka waktu 10 tahun oleh mantan Presiden AS, Barack Obama dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev pada tahun 2010. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada 5 Februari 2011.
Perjanjian tersebut membatasi jumlah senjata ofensif strategis yang dapat dimiliki kedua negara.
Perjanjian itu membatasi masing-masing pihak tidak lebih dari 700 rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM) dan pembom berat; tidak lebih dari 1.550 hulu ledak pada ICBM yang dikerahkan, SLBM yang dikerahkan dan pembom berat untuk persenjataan nuklir; dan total 800 peluncur ICBM yang dikerahkan dan tidak dikerahkan, peluncur SLBM, dan pembom berat.
"Masih ada langkah-langkah yang harus diselesaikan," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Minggu (31/1/2021).
"Tapi, kami optimis perpanjangan [dokumen], yang jelas memenuhi kepentingan keamanan nasional kita, akan diselesaikan sebelum perjanjian itu habis pada 5 Februari," lanjutnya.
Sementara itu, dari sisi Rusia, Presiden Vladimir Putin diketahui telahmenandatangani undang-undang yang meratifikasi perpanjangan New START.
New START adalah perjanjian besar terakhir dari jenisnya antara Rusia dan AS setelah Washington pada 2019 atau di era Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian kontrol senjata nuklir lainnya dengan Rusia yang dikenal sebagai Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF).
Perjanjian penting itu pertama kali ditandatangani untuk jangka waktu 10 tahun oleh mantan Presiden AS, Barack Obama dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev pada tahun 2010. Perjanjian tersebut mulai berlaku pada 5 Februari 2011.
Perjanjian tersebut membatasi jumlah senjata ofensif strategis yang dapat dimiliki kedua negara.
Perjanjian itu membatasi masing-masing pihak tidak lebih dari 700 rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM) dan pembom berat; tidak lebih dari 1.550 hulu ledak pada ICBM yang dikerahkan, SLBM yang dikerahkan dan pembom berat untuk persenjataan nuklir; dan total 800 peluncur ICBM yang dikerahkan dan tidak dikerahkan, peluncur SLBM, dan pembom berat.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda