Takut Kudeta Militer terhadap Biden, FBI Periksa 25.000 Tentara AS
Senin, 18 Januari 2021 - 12:07 WIB
WASHINGTON - FBI memeriksa semua dari 25.000 tentara Garda Nasional yang telah dan akan datang ke Washington DC untuk mengamankan pelantikan Presiden terpilih Joe Biden . Langkah biro investigasi itu dipicu oleh kekhawatiran pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) akan kudeta atau serangan orang dalam militer yang terlibat pengamanan pelantikan.
Baca Juga: Hadapi Pemerintahan Biden, Iran Akan Adopsi Kebijakan 'Aksi Lawan Aksi'
Upaya besar-besaran FBI itu mencerminkan kekhawatiran keamanan luar biasa yang mencengkeram Washington setelah pemberontakan 6 Januari yang mematikan di Gedung Capitol AS oleh para perusuh pro-Presiden Donald Trump. Itu menggarisbawahi kekhawatiran bahwa beberapa orang yang ditugaskan untuk melindungi ibu kota selama beberapa hari ke depan dapat menjadi ancaman bagi presiden yang akan datang dan pejabat atau tamu VIP lainnya yang hadir.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada The Associated Press pada hari Minggu bahwa para pejabat menyadari potensi ancaman, dan dia memperingatkan para komandan untuk mewaspadai masalah apa pun dalam barisan mereka saat waktu pelantikan semakin dekat. Namun, sejauh ini, dia dan para pemimpin lainnya mengatakan mereka tidak melihat bukti adanya ancaman, dan para pejabat mengatakan pemeriksaan tidak menandai masalah apa pun yang mereka sadari.
Baca Juga: Viral, Sindiran Nakal Keponakan Kamala Harris pada Trump Bikin Tertawa
"Kami terus melalui proses, dan mengambil pandangan kedua, ketiga pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy dalam sebuah wawancara setelah dia dan para pemimpin militer lainnya menjalani latihan keamanan selama tiga jam yang melelahkan untuk persiapan pelantikan Biden hari Rabu (20/1/2021). Dia mengatakan anggota Garda Nasional juga mendapatkan pelatihan tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam.
Sekitar 25.000 tentara Garda Nasional berdatangan ke Washington dari seluruh negeri—setidaknya dua setengah kali lipat jumlahnya dari pelantikan presiden sebelumnya.
Baca Juga: Hadapi Pemerintahan Biden, Iran Akan Adopsi Kebijakan 'Aksi Lawan Aksi'
Upaya besar-besaran FBI itu mencerminkan kekhawatiran keamanan luar biasa yang mencengkeram Washington setelah pemberontakan 6 Januari yang mematikan di Gedung Capitol AS oleh para perusuh pro-Presiden Donald Trump. Itu menggarisbawahi kekhawatiran bahwa beberapa orang yang ditugaskan untuk melindungi ibu kota selama beberapa hari ke depan dapat menjadi ancaman bagi presiden yang akan datang dan pejabat atau tamu VIP lainnya yang hadir.
Sekretaris Angkatan Darat Ryan McCarthy mengatakan kepada The Associated Press pada hari Minggu bahwa para pejabat menyadari potensi ancaman, dan dia memperingatkan para komandan untuk mewaspadai masalah apa pun dalam barisan mereka saat waktu pelantikan semakin dekat. Namun, sejauh ini, dia dan para pemimpin lainnya mengatakan mereka tidak melihat bukti adanya ancaman, dan para pejabat mengatakan pemeriksaan tidak menandai masalah apa pun yang mereka sadari.
Baca Juga: Viral, Sindiran Nakal Keponakan Kamala Harris pada Trump Bikin Tertawa
"Kami terus melalui proses, dan mengambil pandangan kedua, ketiga pada setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini," kata McCarthy dalam sebuah wawancara setelah dia dan para pemimpin militer lainnya menjalani latihan keamanan selama tiga jam yang melelahkan untuk persiapan pelantikan Biden hari Rabu (20/1/2021). Dia mengatakan anggota Garda Nasional juga mendapatkan pelatihan tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam.
Sekitar 25.000 tentara Garda Nasional berdatangan ke Washington dari seluruh negeri—setidaknya dua setengah kali lipat jumlahnya dari pelantikan presiden sebelumnya.
tulis komentar anda