Ratusan Warga Israel Terinfeksi COVID-19 Setelah Disuntik Vaksin Pfizer
Sabtu, 02 Januari 2021 - 09:10 WIB
TEL AVIV - Lebih dari dua ratus warga Israel didiagnosis terinfeksi COVID-19 setelah beberapa hari disuntik vaksin Pfizer-BionTech . Ini menunjukkan jika vaksin tidak memberikan kekebalan langsung terhadap virus Corona baru .
"Jumlah mereka yang tertular COVID-19 meski sudah divaksinasi sekitar 240 orang," menurut data dari Channel 13 News yang dikutip Russia Today, Sabtu (2/1/2020).
(Baca juga : Hampir 70 Ribu Orang Indonesia Jadi Suspect Covid-19 )
Vaksin Pfizer-BioNTech, yang diandalkan oleh otoritas kesehatan Israel, tidak mengandung virus Corona dan tidak dapat menginfeksi penerima. Tetapi dibutuhkan waktu bagi kode genetik dalam vaksin itu untuk melatih sistem kekebalan tubuh guna mengenali dan menyerang penyakit.
(Baca juga : Balas Suami Selingkuh, Wanita Ini Tiduri 100 Pria yang Menikah )
Vaksin buatan Amerika Serikat (AS) itu membutuhkan dua suntikan. Menurut penelitian, kekebalan terhadap COVID-19 hanya meningkat delapan hingga sepuluh hari setelah suntikan pertama dan akhirnya mencapai 50 persen.
(Baca juga : Tolak Hasil Pilpres, Trump Umumkan Demonstrasi Besar-besaran 6 Januari )
Suntikan kedua diberikan 21 hari dari yang pertama, sedangkan kekebalan yang dinyatakan 95 persen dicapai hanya seminggu setelah itu. Dan, tentu saja, masih ada lima persen kemungkinan tertular bahkan jika vaksinnya sudah mencapai potensi penuh.
Outlet berita Israel yang melaporkan angka tersebut mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan secara menyeluruh mengikuti semua tindakan pencegahan COVID-19 selama sebulan setelah suntikan pertama vaksin diberikan.
"Jumlah mereka yang tertular COVID-19 meski sudah divaksinasi sekitar 240 orang," menurut data dari Channel 13 News yang dikutip Russia Today, Sabtu (2/1/2020).
(Baca juga : Hampir 70 Ribu Orang Indonesia Jadi Suspect Covid-19 )
Vaksin Pfizer-BioNTech, yang diandalkan oleh otoritas kesehatan Israel, tidak mengandung virus Corona dan tidak dapat menginfeksi penerima. Tetapi dibutuhkan waktu bagi kode genetik dalam vaksin itu untuk melatih sistem kekebalan tubuh guna mengenali dan menyerang penyakit.
(Baca juga : Balas Suami Selingkuh, Wanita Ini Tiduri 100 Pria yang Menikah )
Vaksin buatan Amerika Serikat (AS) itu membutuhkan dua suntikan. Menurut penelitian, kekebalan terhadap COVID-19 hanya meningkat delapan hingga sepuluh hari setelah suntikan pertama dan akhirnya mencapai 50 persen.
(Baca juga : Tolak Hasil Pilpres, Trump Umumkan Demonstrasi Besar-besaran 6 Januari )
Suntikan kedua diberikan 21 hari dari yang pertama, sedangkan kekebalan yang dinyatakan 95 persen dicapai hanya seminggu setelah itu. Dan, tentu saja, masih ada lima persen kemungkinan tertular bahkan jika vaksinnya sudah mencapai potensi penuh.
Outlet berita Israel yang melaporkan angka tersebut mendesak masyarakat untuk tetap waspada dan secara menyeluruh mengikuti semua tindakan pencegahan COVID-19 selama sebulan setelah suntikan pertama vaksin diberikan.
tulis komentar anda