Putus Aliran Dana Assad, AS Jatuhkan Sanksi Baru pada Suriah
Rabu, 23 Desember 2020 - 17:51 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap Suriah . Sanksi tersebut menargetkan bank sentral Suriah dan memasukkan serta entitas dalam daftar hitam.
Sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh AS ini adalah upaya berkelanjutan Washington untuk memotong dana bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad .
Tindakan AS berdasarkan sanksi yang diberlakukan terhadap Suriah awal tahun ini. Kebijakan ini sekaligus menandai putaran lain dalam kampanye AS untuk mendorong pemerintah Assad kembali ke negosiasi yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang hampir berlangsung selama satu dekade.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi baru itu menambahkan dua individu, sembilan entitas bisnis dan Bank Sentral Suriah ke Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus dan Orang yang Diblokir Washington.(Baca juga: Rouhani Berjanji Akan Terus Dukung Rezim Assad )
"Departemen Luar Negeri AS juga menunjuk Asma al-Assad, istri presiden Suriah kelahiran Inggris, menuduhnya menghalangi upaya resolusi politik untuk perang, dan beberapa anggota keluarganya," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (23/12/2020).
Asma al-Assad sebelumnya juga telah terkena sanksi pada bulan Juni lalu.
Jutaan orang telah meninggalkan Suriah dan jutaan lainnya telah mengungsi secara internal sejak rezim Bashar al-Assad bertindak keras terhadap pengunjuk rasa pada tahun 2011. Tindakan Assad ini menyebabkan perang saudara dengan menyeret Iran dan Rusia sebagai pendukung pemerintah dan Amerika Serikat (AS) penyokong kelompok oposisi.(Baca juga: Lavrov: Kehadiran Militer AS di Suriah Persulit Upaya Rekonsiliasi )
Suriah telah berada di bawah sanksi AS dan Uni Eropa yang telah membekukan aset negara yang dimilikinya di luar negeri dan ratusan perusahaan serta individu. Washington juga sudah melarang ekspor ke Suriah dan investasi di sana oleh Amerika, serta transaksi yang melibatkan produk minyak dan hidrokarbon.
Sanksi terbaru yang dijatuhkan oleh AS ini adalah upaya berkelanjutan Washington untuk memotong dana bagi pemerintahan Presiden Bashar al-Assad .
Tindakan AS berdasarkan sanksi yang diberlakukan terhadap Suriah awal tahun ini. Kebijakan ini sekaligus menandai putaran lain dalam kampanye AS untuk mendorong pemerintah Assad kembali ke negosiasi yang dipimpin PBB untuk mengakhiri perang saudara di Suriah yang hampir berlangsung selama satu dekade.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Keuangan AS mengatakan sanksi baru itu menambahkan dua individu, sembilan entitas bisnis dan Bank Sentral Suriah ke Daftar Warga Negara yang Ditunjuk Khusus dan Orang yang Diblokir Washington.(Baca juga: Rouhani Berjanji Akan Terus Dukung Rezim Assad )
"Departemen Luar Negeri AS juga menunjuk Asma al-Assad, istri presiden Suriah kelahiran Inggris, menuduhnya menghalangi upaya resolusi politik untuk perang, dan beberapa anggota keluarganya," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (23/12/2020).
Asma al-Assad sebelumnya juga telah terkena sanksi pada bulan Juni lalu.
Jutaan orang telah meninggalkan Suriah dan jutaan lainnya telah mengungsi secara internal sejak rezim Bashar al-Assad bertindak keras terhadap pengunjuk rasa pada tahun 2011. Tindakan Assad ini menyebabkan perang saudara dengan menyeret Iran dan Rusia sebagai pendukung pemerintah dan Amerika Serikat (AS) penyokong kelompok oposisi.(Baca juga: Lavrov: Kehadiran Militer AS di Suriah Persulit Upaya Rekonsiliasi )
Suriah telah berada di bawah sanksi AS dan Uni Eropa yang telah membekukan aset negara yang dimilikinya di luar negeri dan ratusan perusahaan serta individu. Washington juga sudah melarang ekspor ke Suriah dan investasi di sana oleh Amerika, serta transaksi yang melibatkan produk minyak dan hidrokarbon.
(ber)
tulis komentar anda