Kamboja Tidak Izinkan Warganya jadi Relawan Vaksin Covid-19
Rabu, 16 Desember 2020 - 19:40 WIB

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen mengatakan a tidak akan mengizinkan warganya menjadi relawan dalam uji coba vaksin anti Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan dan negara asing. Foto/Ist
PHNOM PENH - Kamboja tidak akan mengizinkan warganya menjadi relawan dalam uji coba vaksin anti Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan dan negara asing. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen.
“Kamboja tidak akan menggunakan rakyatnya sendiri untuk menguji vaksin dari perusahaan atau negara manapun. Ini adalah posisi teguh (saya)," ucap Sen, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (16/12/2020).
Sen kemudian mengatakan bahwa pemerintahnya telah memesan satu juta dosis vaksin potensial dari inisiatif COVAX yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ( Baca juga: Terdampak Pandemi, Pemerintah Pulangkan 14 Mahasiswa Indonesia dari Kamboja )
Di bawah COVAX, 172 negara bekerja sama dengan produsen vaksin untuk memberi negara-negara di seluruh dunia akses yang adil ke vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.
COVAX bertujuan untuk menyediakan vaksin pada awalnya untuk tiga persen dan kemudian hingga 20 persen, dari populasi suatu negara.
Dia mengatakan, vaksin itu akan diberikan kepada 500 ribu penerima prioritas pertama di Kamboja. Namun, dia mengaku belum tahu kapan vaksin itu akan dikirimkan ke Kamboja.
“Tapi, saya ingin menekankan bahwa Kamboja hanya akan membeli vaksin dari negara yang disertifikasi oleh WHO,” tegasnya.( Baca juga: Google Isyaratkan Belum Ada Vaksin yang Bisa Bebaskan Dunia dari COVID-19 )
Mendorong kepatuhan terhadap langkah-langkah anti Covid-19, Sen mengatakan pemerintahnya memiliki uang tunai USD 538 juta untuk memerangi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Kamboja sejauh ini telah melaporkan 362 kasus Covid-19. Banyak dari infeksi dilaporkan akhir bulan lalu di acara komunitas.
“Kamboja tidak akan menggunakan rakyatnya sendiri untuk menguji vaksin dari perusahaan atau negara manapun. Ini adalah posisi teguh (saya)," ucap Sen, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (16/12/2020).
Sen kemudian mengatakan bahwa pemerintahnya telah memesan satu juta dosis vaksin potensial dari inisiatif COVAX yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). ( Baca juga: Terdampak Pandemi, Pemerintah Pulangkan 14 Mahasiswa Indonesia dari Kamboja )
Di bawah COVAX, 172 negara bekerja sama dengan produsen vaksin untuk memberi negara-negara di seluruh dunia akses yang adil ke vaksin yang aman dan efektif, setelah dilisensikan dan disetujui.
COVAX bertujuan untuk menyediakan vaksin pada awalnya untuk tiga persen dan kemudian hingga 20 persen, dari populasi suatu negara.
Dia mengatakan, vaksin itu akan diberikan kepada 500 ribu penerima prioritas pertama di Kamboja. Namun, dia mengaku belum tahu kapan vaksin itu akan dikirimkan ke Kamboja.
“Tapi, saya ingin menekankan bahwa Kamboja hanya akan membeli vaksin dari negara yang disertifikasi oleh WHO,” tegasnya.( Baca juga: Google Isyaratkan Belum Ada Vaksin yang Bisa Bebaskan Dunia dari COVID-19 )
Mendorong kepatuhan terhadap langkah-langkah anti Covid-19, Sen mengatakan pemerintahnya memiliki uang tunai USD 538 juta untuk memerangi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Kamboja sejauh ini telah melaporkan 362 kasus Covid-19. Banyak dari infeksi dilaporkan akhir bulan lalu di acara komunitas.
(esn)
Lihat Juga :