Waswas Invasi China, Taiwan Akan Beli 300 Rudal Patriot AS
Rabu, 09 Desember 2020 - 05:39 WIB
TAIPEI - Pemerintah Taiwan akan membeli 300 sistem rudal Patriot dari Amerika Serikat (AS) untuk memperkuat pertahanan udaranya terhadap kemungkinan invasi militer oleh China.
Taipei selama ini selalu waswas diinvasi Beijing setelah pesawat-pesawat tempur China mendekati wilayah udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir dengan intensitas yang meningkat. (Baca: Pertama dalam Sejarah AS, Perempuan Pimpin Kapal Induk Nuklir )
Apple Daily, kantor berita yang berbasis di Hong Kong, melaporkan anggaran tahun depan Taiwan akan mencakup pembelian 300 sistem rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) dari AS. Jika rencana pembelian itu terealisasi, maka Taipei akan memiliki 650 unit sistem rudal PAC-3 pada tahun 2027.
Pihak Kepala Staf Angkatan Udara Taiwan yang dikutip dari Taiwan News, Rabu (9/12/2020), menolak untuk mengungkapkan rincian apapun dari rencana akuisisi persenjataan AS tersebut, tetapi meyakinkan bahwa itu akan tetap di bawah anggaran USD6 miliar yang dialokasikan sebelumnya.
Wakil Menteri Pertahanan Chang Che-Ping mengatakan bahwa sejak Taiwan memulai akuisisi sistem rudal Patriot, negaranya selalu meminta jumlah sistem yang jauh lebih besar. Namun, menurut penilaian mereka sendiri tentang anggaran Taiwan, pemerintah AS berpendapat bahwa negara kepulauan itu hanya membutuhkan jumlah kecil.
"Ini telah mendorong Taipei untuk menekan pengadaan lebih lanjut rudal PAC-3 untuk Angkatan Udara," kata Chang. (Baca juga: Kata Iran, Dunia Akan Jadi Lebih Aman Tanpa Zionis Israel )
China hingga saat ini masih menganggap Taiwan sebagai bagian wilayah yang memisahkan diri. Beijing mengancam akan merebut kembali wilayah itu, termasuk dengan kekuatan militer jika perlu.
Angkatan Udara Republik China—nama resmi Taiwan—menjadi andalan pasukan Taipei untuk menggagalkan setiap manuver Beijing di wilayahnya, termasuk intersepsi jet tempur dan drone Beijing.
Chang juga mengatakan dalam sebuah rapat komite bahwa negara pulau itu akan melakukan pembelian tambahan senjata senilai USD800 juta dari AS tahun depan.
Sistem rudal Patriot adalah sistem rudal surface-to-air, yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS; Raytheon. Senjata pertahanan ini dapat mencegat sebagian besar ancaman udara termasuk jet tempur, pembom jarak jauh, drone, dan bahkan rudal balistik. Sistem rudal Patriot juga menjadi sistem pertahanan rudal balistik utama militer AS.
Senjata pertahanan itu telah diekspor ke beberapa negara sekutu AS seperti Belanda, Polandia, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Republik China (Taiwan), Yunani, Spanyol, Uni Emirat Arab, Qatar, Rumania, dan Korea Selatan.
Sistem ini berhasil digunakan melawan rudal Irak dalam Perang Irak 2003, dan juga digunakan oleh pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam konflik Yaman melawan serangan rudal pemberontak Houthi.
Sistem Patriot MIM-104D berhasil melakukan tembakan pertama terhadap pesawat musuh di bawah Komando Pertahanan Udara Israel. Baterai MIM-104D Israel menembak jatuh dua UAV Hamas selama Operation Protective Edge pada 31 Agustus 2014, dan kemudian, pada 23 September 2014, baterai sistem serupa Israel menembak jatuh jet tempur Sukhoi Su-24 Angkatan Udara Suriah yang telah memasuki wilayah udara oleh Israel, serangan pertama terhadap pesawat musuh berawak dalam sejarah misil.
Taipei selama ini selalu waswas diinvasi Beijing setelah pesawat-pesawat tempur China mendekati wilayah udara Taiwan dalam beberapa bulan terakhir dengan intensitas yang meningkat. (Baca: Pertama dalam Sejarah AS, Perempuan Pimpin Kapal Induk Nuklir )
Apple Daily, kantor berita yang berbasis di Hong Kong, melaporkan anggaran tahun depan Taiwan akan mencakup pembelian 300 sistem rudal Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) dari AS. Jika rencana pembelian itu terealisasi, maka Taipei akan memiliki 650 unit sistem rudal PAC-3 pada tahun 2027.
Pihak Kepala Staf Angkatan Udara Taiwan yang dikutip dari Taiwan News, Rabu (9/12/2020), menolak untuk mengungkapkan rincian apapun dari rencana akuisisi persenjataan AS tersebut, tetapi meyakinkan bahwa itu akan tetap di bawah anggaran USD6 miliar yang dialokasikan sebelumnya.
Wakil Menteri Pertahanan Chang Che-Ping mengatakan bahwa sejak Taiwan memulai akuisisi sistem rudal Patriot, negaranya selalu meminta jumlah sistem yang jauh lebih besar. Namun, menurut penilaian mereka sendiri tentang anggaran Taiwan, pemerintah AS berpendapat bahwa negara kepulauan itu hanya membutuhkan jumlah kecil.
"Ini telah mendorong Taipei untuk menekan pengadaan lebih lanjut rudal PAC-3 untuk Angkatan Udara," kata Chang. (Baca juga: Kata Iran, Dunia Akan Jadi Lebih Aman Tanpa Zionis Israel )
China hingga saat ini masih menganggap Taiwan sebagai bagian wilayah yang memisahkan diri. Beijing mengancam akan merebut kembali wilayah itu, termasuk dengan kekuatan militer jika perlu.
Angkatan Udara Republik China—nama resmi Taiwan—menjadi andalan pasukan Taipei untuk menggagalkan setiap manuver Beijing di wilayahnya, termasuk intersepsi jet tempur dan drone Beijing.
Chang juga mengatakan dalam sebuah rapat komite bahwa negara pulau itu akan melakukan pembelian tambahan senjata senilai USD800 juta dari AS tahun depan.
Sistem rudal Patriot adalah sistem rudal surface-to-air, yang dikembangkan dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan AS; Raytheon. Senjata pertahanan ini dapat mencegat sebagian besar ancaman udara termasuk jet tempur, pembom jarak jauh, drone, dan bahkan rudal balistik. Sistem rudal Patriot juga menjadi sistem pertahanan rudal balistik utama militer AS.
Senjata pertahanan itu telah diekspor ke beberapa negara sekutu AS seperti Belanda, Polandia, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, Kuwait, Republik China (Taiwan), Yunani, Spanyol, Uni Emirat Arab, Qatar, Rumania, dan Korea Selatan.
Sistem ini berhasil digunakan melawan rudal Irak dalam Perang Irak 2003, dan juga digunakan oleh pasukan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam konflik Yaman melawan serangan rudal pemberontak Houthi.
Sistem Patriot MIM-104D berhasil melakukan tembakan pertama terhadap pesawat musuh di bawah Komando Pertahanan Udara Israel. Baterai MIM-104D Israel menembak jatuh dua UAV Hamas selama Operation Protective Edge pada 31 Agustus 2014, dan kemudian, pada 23 September 2014, baterai sistem serupa Israel menembak jatuh jet tempur Sukhoi Su-24 Angkatan Udara Suriah yang telah memasuki wilayah udara oleh Israel, serangan pertama terhadap pesawat musuh berawak dalam sejarah misil.
(min)
tulis komentar anda