Pertama di Dunia, Vaksin Covid Pfizer Digunakan di Inggris Pekan Depan
Rabu, 02 Desember 2020 - 16:15 WIB
Para ahli telah menyusun daftar prioritas sementara, menargetkan orang-orang dengan risiko tertinggi terjangkit Covid-19.
Prioritas pertama adalah penghuni dan staf panti jompo, diikuti orang di atas 80 tahun dan pekerja perawatan kesehatan dan sosial lainnya.
Mereka akan menerima stok pertama vaksin paling cepat pekan depan. Imunisasi massal untuk setiap orang yang berusia di atas 50 tahun, serta orang-orang yang lebih muda dapat dilakukan saat lebih banyak stok tersedia pada 2021.
Vaksin ini diberikan lewat dua suntikan, dengan jarak 21 hari, dan dosis kedua sebagai penguat.
Bagaimana Vaksin Lainnya?
Ada beberapa vaksin menjanjikan lainnya yang juga bisa segera disetujui.
Salah satu dari Moderna yang menggunakan metode mRNA yang sama dengan vaksin Pfizer dan menawarkan perlindungan serupa.
Inggris telah memesan 7 juta dosis dari Moderna yang bisa siap pada musim semi.
Inggris telah memesan 100 juta dosis untuk jenis vaksin Covid yang berbeda dari Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin itu menggunakan virus yang tidak berbahaya, diubah agar lebih mirip virus yang menyebabkan Covid-19.
Prioritas pertama adalah penghuni dan staf panti jompo, diikuti orang di atas 80 tahun dan pekerja perawatan kesehatan dan sosial lainnya.
Mereka akan menerima stok pertama vaksin paling cepat pekan depan. Imunisasi massal untuk setiap orang yang berusia di atas 50 tahun, serta orang-orang yang lebih muda dapat dilakukan saat lebih banyak stok tersedia pada 2021.
Vaksin ini diberikan lewat dua suntikan, dengan jarak 21 hari, dan dosis kedua sebagai penguat.
Bagaimana Vaksin Lainnya?
Ada beberapa vaksin menjanjikan lainnya yang juga bisa segera disetujui.
Salah satu dari Moderna yang menggunakan metode mRNA yang sama dengan vaksin Pfizer dan menawarkan perlindungan serupa.
Inggris telah memesan 7 juta dosis dari Moderna yang bisa siap pada musim semi.
Inggris telah memesan 100 juta dosis untuk jenis vaksin Covid yang berbeda dari Universitas Oxford dan AstraZeneca. Vaksin itu menggunakan virus yang tidak berbahaya, diubah agar lebih mirip virus yang menyebabkan Covid-19.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda