Arab Saudi Mulai Terima Jamaah Umrah, Wajib Karantina 3 Hari
Selasa, 27 Oktober 2020 - 06:35 WIB
MAKKAH - Pemerintah Arab Saudi memastikan mulai Minggu (1/11/2020) mendatang akan menerima jamaah umrah dari luar negaranya. Kementerian Kesehatan Saudi dalam waktu dekat akan merilis negara-negara mana saja yang mendapat izin masuk ke Tanah Suci. Negara yang akan mendapatkan izin adalah mereka yang dinilai mampu mengendalikan Covid-19 dengan baik. Diperkirakan akan ada 10.000 jamaah yang masuk Saudi tiap pekannya nanti.
Dalam aturan terbaru Kementerian Haji dan Umrah Saudi, warga asing yang berhak umrah adalah berusia 18 hingga 50 tahun. Setiba di wilayah Saudi, jamaah tidak bisa langsung menunaikan ibadah umrah. Jamaah diwajibkan lebih dahulu menjalani karantina selama tiga hari sebagai bagian dari protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona. (Baca: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan?)
Kebijakan terbaru itu disampaikan seiring dengan pengumuman pembukaan kembali penerbangan maskapai pelat merah Saudi Airlines ke 33 destinasi. Sebagian besar puluhan destinasi ini adalah negara yang berstatus hijau di mana tidak ada penyebaran virus korona dan langkah pencegahan pandemi dinilai sukses.
Kebijakan segar Saudi ini diyakini akan menyelamatkan lebih dari 500 biro perjalanan wisata di Saudi yang tidak beroperasi selama pandemi sekitar enam bulan terakhir. Mereka juga akan menyesuaikan tarif pelaksanaan umrah karena banyak perbedaan fasilitas dan pemenuhan terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
“Dengan jumlah yang kecil, akan memudahkan biro umrah mengatur jamaah sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” ujar Ahmef Bajaifet, pengusaha biro perjalanan umrah, dilansir Arab News.
Deputi Menteri Haji dan Umrah Saudi Abdulfattah bin Sulaiman Mashat menegaskan, berbagai langkah baru tersebut dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi pengidap virus korona di antara jamaah umrah. Sejak awal Oktober lalu Saudi telah memberlakukan beberapa tahapan umrah. “Kini jamaah umrah asing akan melalui empat tahapan mulai dari tes korona hingga isolasi selama tiga hari sebelum melaksanakan umrah,” katanya kepada Asharq Al-Awsat.
Saudi Gazette melaporkan, sumber Kementerian Haji dan Umrah menyatakan seluruh biro umrah harus mematuhi regulasi terbaru. Di antaranya mewajibkan jamaah umrah memiliki sertifikat hasil uji PCR yang menyatakan mereka bebas virus korona dari negara asal. Hasil itu tidak boleh lebih dari 72 jam hingga waktu keberangkatan ke Saudi.
Jamaah juga harus mendapatkan reservasi pelaksanaan ibadah umrah yang bisa berkunjung ke Dua Masjid Suci dan beribadah di Raudlah dengan mendaftar ke aplikasi Eatmarna. Mereka juga harus mengonfirmasi reservasi penerbangan kembali ke negara asal sesuai dengan program yang dipilih jamaah umrah. (Baca juga: Bantuan Kuota Internet Tersendat, Perhimpunan Guru: Kemendikbud Tak Serius)
Kementerian Haji dan Umrah juga menyatakan jamaah akan dibagi dalam kelompok beranggotakan 50 orang per grup. “Jamaah umrah akan dibagi dalam beberapa gelombang. Setiap gelombang terdiri dari 3.300 jamaah dan satu gelombang tersebut diizinkan dalam satu waktu di Masjidilharam. Setiap gelombang akan diizinkan melaksanakan ibadah umrah selama tiga jam,” kata Mashat.
Dalam aturan terbaru Kementerian Haji dan Umrah Saudi, warga asing yang berhak umrah adalah berusia 18 hingga 50 tahun. Setiba di wilayah Saudi, jamaah tidak bisa langsung menunaikan ibadah umrah. Jamaah diwajibkan lebih dahulu menjalani karantina selama tiga hari sebagai bagian dari protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona. (Baca: Bolehkah Seorang Istri Menunda Kehamilan?)
Kebijakan terbaru itu disampaikan seiring dengan pengumuman pembukaan kembali penerbangan maskapai pelat merah Saudi Airlines ke 33 destinasi. Sebagian besar puluhan destinasi ini adalah negara yang berstatus hijau di mana tidak ada penyebaran virus korona dan langkah pencegahan pandemi dinilai sukses.
Kebijakan segar Saudi ini diyakini akan menyelamatkan lebih dari 500 biro perjalanan wisata di Saudi yang tidak beroperasi selama pandemi sekitar enam bulan terakhir. Mereka juga akan menyesuaikan tarif pelaksanaan umrah karena banyak perbedaan fasilitas dan pemenuhan terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan Kementerian Haji dan Umrah Saudi.
“Dengan jumlah yang kecil, akan memudahkan biro umrah mengatur jamaah sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan,” ujar Ahmef Bajaifet, pengusaha biro perjalanan umrah, dilansir Arab News.
Deputi Menteri Haji dan Umrah Saudi Abdulfattah bin Sulaiman Mashat menegaskan, berbagai langkah baru tersebut dilakukan untuk mencegah dan mendeteksi pengidap virus korona di antara jamaah umrah. Sejak awal Oktober lalu Saudi telah memberlakukan beberapa tahapan umrah. “Kini jamaah umrah asing akan melalui empat tahapan mulai dari tes korona hingga isolasi selama tiga hari sebelum melaksanakan umrah,” katanya kepada Asharq Al-Awsat.
Saudi Gazette melaporkan, sumber Kementerian Haji dan Umrah menyatakan seluruh biro umrah harus mematuhi regulasi terbaru. Di antaranya mewajibkan jamaah umrah memiliki sertifikat hasil uji PCR yang menyatakan mereka bebas virus korona dari negara asal. Hasil itu tidak boleh lebih dari 72 jam hingga waktu keberangkatan ke Saudi.
Jamaah juga harus mendapatkan reservasi pelaksanaan ibadah umrah yang bisa berkunjung ke Dua Masjid Suci dan beribadah di Raudlah dengan mendaftar ke aplikasi Eatmarna. Mereka juga harus mengonfirmasi reservasi penerbangan kembali ke negara asal sesuai dengan program yang dipilih jamaah umrah. (Baca juga: Bantuan Kuota Internet Tersendat, Perhimpunan Guru: Kemendikbud Tak Serius)
Kementerian Haji dan Umrah juga menyatakan jamaah akan dibagi dalam kelompok beranggotakan 50 orang per grup. “Jamaah umrah akan dibagi dalam beberapa gelombang. Setiap gelombang terdiri dari 3.300 jamaah dan satu gelombang tersebut diizinkan dalam satu waktu di Masjidilharam. Setiap gelombang akan diizinkan melaksanakan ibadah umrah selama tiga jam,” kata Mashat.
Lihat Juga :
tulis komentar anda