NATO Nyatakan akan Tetap Pertahankan Pasukan di Irak
Minggu, 25 Oktober 2020 - 21:48 WIB
BRUSSELS - Sekretaris Jenderal NATO , Jens Stoltenberg menyatakan, pihaknya telah setuju untuk memperluas misi pelatihannya di Irak untuk membantu pasukan Irak memerangi ekstremisme. Stoltenberg mengatakan, kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan Menteri Pertahanan anggota NATO.
"Sementara situasi keamanan tetap menantang, NATO tetap berkomitmen untuk meningkatkan dukungan kami," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (25/10/2020).
“Tujuan kami adalah untuk membantu membangun pasukan Irak mandiri yang mampu memerangi terorisme, mencegah kembalinya ISIS, dan menstabilkan negara mereka," sambungnya, mengutip peningkatan jumlah dan kecanggihan serangan terhadap pasukan internasional di Irak yang mengkhawatirkan.
NATO mempertahankan misi pelatihan dengan jumlah personel sebanyak 500 personel di negara itu untuk mempersiapkan pasukan lokal jika terjadi serangan dari ISIS. Stoltenberg mengatakan, ruang lingkup peningkatan misi akan diputuskan pada pertemuan menteri pertahanan aliansi pada Februari.
NATO sempat menghentikan misi pelatihannya di Irak, setelah meningkatnya sentimen anti-Amerika Serikat (AS) pasca pembunuhan Qassem Soleimani pada bulan Januari dalam serangan udara AS di dekat Baghdad. ( )
“NATO mendukung proses perdamaian. Dan, kami telah menyesuaikan kehadiran kami untuk mendukungnya, meningkatkan jumlah pasukannya kembali menjadi kurang dari 12 ribu dari lebih dari 100 ribu. Kami memutuskan untuk pergi ke Afghanistan bersama, kita akan membuat keputusan tentang penyesuaian masa depan bersama; dan kami akan pergi bersama, jika waktunya tepat," tukasnya.
"Sementara situasi keamanan tetap menantang, NATO tetap berkomitmen untuk meningkatkan dukungan kami," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (25/10/2020).
“Tujuan kami adalah untuk membantu membangun pasukan Irak mandiri yang mampu memerangi terorisme, mencegah kembalinya ISIS, dan menstabilkan negara mereka," sambungnya, mengutip peningkatan jumlah dan kecanggihan serangan terhadap pasukan internasional di Irak yang mengkhawatirkan.
NATO mempertahankan misi pelatihan dengan jumlah personel sebanyak 500 personel di negara itu untuk mempersiapkan pasukan lokal jika terjadi serangan dari ISIS. Stoltenberg mengatakan, ruang lingkup peningkatan misi akan diputuskan pada pertemuan menteri pertahanan aliansi pada Februari.
NATO sempat menghentikan misi pelatihannya di Irak, setelah meningkatnya sentimen anti-Amerika Serikat (AS) pasca pembunuhan Qassem Soleimani pada bulan Januari dalam serangan udara AS di dekat Baghdad. ( )
“NATO mendukung proses perdamaian. Dan, kami telah menyesuaikan kehadiran kami untuk mendukungnya, meningkatkan jumlah pasukannya kembali menjadi kurang dari 12 ribu dari lebih dari 100 ribu. Kami memutuskan untuk pergi ke Afghanistan bersama, kita akan membuat keputusan tentang penyesuaian masa depan bersama; dan kami akan pergi bersama, jika waktunya tepat," tukasnya.
(esn)
tulis komentar anda