AS Desak Turki Tarik Lagi Sistem Rudal S-400 Rusia yang Dikerahkan
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 06:23 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mendesak Turki untuk menarik kembali sistem rudal S-400 buatan Rusia yang telah dikerahkan di Provinsi Samsun, kawasan Laut Hitam. Menteri Luar Negeri Amerika Michael Pompeo menyerukan Ankara menjadi mitra yang baik untuk NATO.
"Sangat disayangkan apa yang mereka pilih untuk dilakukan dengan membeli sistem senjata S-400. Kami mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali dan menariknya kembali," kata Pompeo dalam acara radio Hugh Hewitt pada hari Jumat yang dilansir Sputniknews, Sabtu (10/10/2020). (Baca: Lagi, Turki Disebut Tes S-400 Rusia terhadap Jet Tempur F-16 Buatan AS )
"Kami membutuhkan Turki untuk menjadi mitra NATO yang baik untuk membantu dalam keamanan sayap selatan NATO."
Pada hari Rabu, kantor berita Sputnik Turkey melaporkan bahwa Ankara telah mengerahkan sistem pertahanan rudal S-400 ke Provinsi Samsun. Pihak berwenang Turki belum membuat pernyataan resmi tentang ini.
Departemen Luar Negeri Amerika pada hari Kamis mengaku sudah mengetahui laporan tentang pengerahan senjata pertahanan canggih buatan Rusia tersebut. Departemen itu menyampaikan keprihatinan AS, dan menambahkan bahwa transaksi S-400 menempatkan Turki pada risiko terkena sanksi Amerika di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA). (Baca: Turki Bantah Gunakan S-400 Rusia untuk Deteksi F-16 AS )
Sejak 2018, Amerika Serikat telah memperkenalkan sejumlah langkah untuk menekan pemerintah Turki agar membatalkan pembelian S-400 Rusia, termasuk mengeluarkan Turki dari rantai pasokan pesawat jet tempur siluman F-35 meskipun ada biaya tambahan untuk program tersebut.
Amerika Serikat telah mengusulkan untuk membeli S-400 dari Ankara dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan. Washington telah mengklaim S-400 tidak sesuai dengan standar keamanan NATO dan bisa membahayakan operasi jet tempur siluman F-35.(Baca juga: Rusia Buka Peluang Jual S-400 ke Iran, Netanyahu Telepon Putin )
Turki telah berulang kali berjanji untuk mengaktifkan sistem rudal yang telah dikirim oleh Rusia musim panas lalu meskipun ada ancaman sanksi dari AS.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
"Sangat disayangkan apa yang mereka pilih untuk dilakukan dengan membeli sistem senjata S-400. Kami mendesak mereka untuk mempertimbangkan kembali dan menariknya kembali," kata Pompeo dalam acara radio Hugh Hewitt pada hari Jumat yang dilansir Sputniknews, Sabtu (10/10/2020). (Baca: Lagi, Turki Disebut Tes S-400 Rusia terhadap Jet Tempur F-16 Buatan AS )
"Kami membutuhkan Turki untuk menjadi mitra NATO yang baik untuk membantu dalam keamanan sayap selatan NATO."
Pada hari Rabu, kantor berita Sputnik Turkey melaporkan bahwa Ankara telah mengerahkan sistem pertahanan rudal S-400 ke Provinsi Samsun. Pihak berwenang Turki belum membuat pernyataan resmi tentang ini.
Departemen Luar Negeri Amerika pada hari Kamis mengaku sudah mengetahui laporan tentang pengerahan senjata pertahanan canggih buatan Rusia tersebut. Departemen itu menyampaikan keprihatinan AS, dan menambahkan bahwa transaksi S-400 menempatkan Turki pada risiko terkena sanksi Amerika di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA). (Baca: Turki Bantah Gunakan S-400 Rusia untuk Deteksi F-16 AS )
Sejak 2018, Amerika Serikat telah memperkenalkan sejumlah langkah untuk menekan pemerintah Turki agar membatalkan pembelian S-400 Rusia, termasuk mengeluarkan Turki dari rantai pasokan pesawat jet tempur siluman F-35 meskipun ada biaya tambahan untuk program tersebut.
Amerika Serikat telah mengusulkan untuk membeli S-400 dari Ankara dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan. Washington telah mengklaim S-400 tidak sesuai dengan standar keamanan NATO dan bisa membahayakan operasi jet tempur siluman F-35.(Baca juga: Rusia Buka Peluang Jual S-400 ke Iran, Netanyahu Telepon Putin )
Turki telah berulang kali berjanji untuk mengaktifkan sistem rudal yang telah dikirim oleh Rusia musim panas lalu meskipun ada ancaman sanksi dari AS.
Lihat Juga: Eks Analis CIA Sebut Biden Mirip Pelaku Bom Bunuh Diri, Wariskan Perang Besar pada Trump
(min)
tulis komentar anda