10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Sabtu, 26 April 2025 - 07:00 WIB
China, dengan kontrol negara penuh, bisa lebih cepat dalam mengembangkan dan menguji teknologi baru secara rahasia dan sistematis.
Militer AS dibangun untuk perang konvensional besar. Tapi, China justru mengembangkan kekuatan di wilayah abu-abu (gray zone warfare) seperti: Perang siber, Perang ekonomi, Disinformasi digital, Pengaruh politik di dalam negeri musuh.
China bisa menyerang infrastruktur digital AS, melumpuhkan jaringan listrik, komunikasi, bahkan keuangan tanpa satu pun peluru ditembakkan.
Militer AS sangat bergantung pada: GPS untuk navigasi, Komunikasi satelit untuk kendali drone dan koordinasi serangan, Pengintaian strategis berbasis satelit.
China telah mengembangkan rudal anti-satelit (ASAT) dan teknologi blinding laser, yang bisa menghancurkan atau membutakan satelit milik AS, mengakibatkan kebutaan digital dan hilangnya kendali di medan perang.
China telah lebih maju dalam pengembangan rudal hipersonik, sementara AS masih tertinggal secara operasional: Rudal hipersonik sangat cepat dan sulit dideteksi, hampir mustahil dicegat oleh sistem pertahanan udara saat ini.
Ini membuat kapal perang AS, termasuk kapal induk, sangat rentan dihancurkan sebelum bisa mendekat ke zona konflik.
6. Kerentanan terhadap Serangan Asimetris dan Non-Militer
Militer AS dibangun untuk perang konvensional besar. Tapi, China justru mengembangkan kekuatan di wilayah abu-abu (gray zone warfare) seperti: Perang siber, Perang ekonomi, Disinformasi digital, Pengaruh politik di dalam negeri musuh.
China bisa menyerang infrastruktur digital AS, melumpuhkan jaringan listrik, komunikasi, bahkan keuangan tanpa satu pun peluru ditembakkan.
7. Ketergantungan pada Satelit
Militer AS sangat bergantung pada: GPS untuk navigasi, Komunikasi satelit untuk kendali drone dan koordinasi serangan, Pengintaian strategis berbasis satelit.
China telah mengembangkan rudal anti-satelit (ASAT) dan teknologi blinding laser, yang bisa menghancurkan atau membutakan satelit milik AS, mengakibatkan kebutaan digital dan hilangnya kendali di medan perang.
8. Tantangan dari Rudal Hipersonik dan Senjata Baru
China telah lebih maju dalam pengembangan rudal hipersonik, sementara AS masih tertinggal secara operasional: Rudal hipersonik sangat cepat dan sulit dideteksi, hampir mustahil dicegat oleh sistem pertahanan udara saat ini.
Ini membuat kapal perang AS, termasuk kapal induk, sangat rentan dihancurkan sebelum bisa mendekat ke zona konflik.
Lihat Juga :