Rusia Tolak Gencatan Senjata sebagai Solusi Perang Ukraina, Ini Alasannya
Jum'at, 07 Februari 2025 - 10:34 WIB

Rusia dengan tegas menolak gencatan senjata sementara sebagi solusi atas perangnya melawan Ukraina. Foto/Telegram/Kyiv Independent
MOSKOW - Rusia dengan tegas menolak gencatan senjata sementara sebagi solusi atas perangnya melawan Ukraina.
Moskow beralasan, solusi semacam itu hanya akan digunakan oleh sekutu Barat untuk memperkuat rezim Kyiv dan militernya sebelum permusuhan pecah lagi.
Penolakan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Kamis. Menurutnya, Moskow hanya mencari solusi yang langgeng untuk mengakhiri perang selamanya.
"Gencatan senjata sementara atau, seperti yang dikatakan banyak orang, membekukan konflik, tidak dapat diterima," tegasnya.
"Kami membutuhkan perjanjian dan mekanisme yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum yang akan menjamin bahwa krisis tidak akan terulang kembali,” lanjut dia.
Menurut Zakharova, menunda permusuhan, dengan satu atau lain cara, hanya akan memungkinkan rezim Kyiv untuk mempersenjatai kembali dan bersiap untuk melanjutkan konflik di kemudian hari.
“Jeda dalam pertempuran akan digunakan oleh Barat—Barat kolektif secara keseluruhan atau perwakilannya masing-masing—untuk memperkuat potensi militer rezim Kyiv dan, tentu saja, untuk mencoba melakukan pembalasan bersenjata," imbuh dia, yang dilansir Russia Today, Jumat (7/2/2025).
Zakharova mengisyratkan Moskow mempertahankan posisi yang tertutup mengenai janji berulang kali oleh pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sejauh ini, Presiden AS Donald Trump dan timnya membuat banyak pernyataan, tetapi mengambil sedikit atau tidak ada langkah praktis, kata Zakharova.
Moskow beralasan, solusi semacam itu hanya akan digunakan oleh sekutu Barat untuk memperkuat rezim Kyiv dan militernya sebelum permusuhan pecah lagi.
Penolakan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Kamis. Menurutnya, Moskow hanya mencari solusi yang langgeng untuk mengakhiri perang selamanya.
"Gencatan senjata sementara atau, seperti yang dikatakan banyak orang, membekukan konflik, tidak dapat diterima," tegasnya.
"Kami membutuhkan perjanjian dan mekanisme yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum yang akan menjamin bahwa krisis tidak akan terulang kembali,” lanjut dia.
Menurut Zakharova, menunda permusuhan, dengan satu atau lain cara, hanya akan memungkinkan rezim Kyiv untuk mempersenjatai kembali dan bersiap untuk melanjutkan konflik di kemudian hari.
“Jeda dalam pertempuran akan digunakan oleh Barat—Barat kolektif secara keseluruhan atau perwakilannya masing-masing—untuk memperkuat potensi militer rezim Kyiv dan, tentu saja, untuk mencoba melakukan pembalasan bersenjata," imbuh dia, yang dilansir Russia Today, Jumat (7/2/2025).
Zakharova mengisyratkan Moskow mempertahankan posisi yang tertutup mengenai janji berulang kali oleh pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.
Sejauh ini, Presiden AS Donald Trump dan timnya membuat banyak pernyataan, tetapi mengambil sedikit atau tidak ada langkah praktis, kata Zakharova.
Lihat Juga :