Pesawat Pengebom Nuklir B-52H AS Gertak Rusia usai Serangan Rudal Hipersonik Oreshnik
Kamis, 28 November 2024 - 09:18 WIB
HELSINKI - Amerika Serikat (AS) telah mengirim dua pesawat pengebom B-52H untuk mensimulasikan pelepasan senjata di atas sekutu NATO; Finlandia.
Manuver untuk menggertak Rusia itu dilakukan setelah rudal hipersonik baru Moskow; Oreshnik, menggempur pabrik rudal Ukraina di Kota Dnipro.
Angkatan Udara AS mengatakan pesawat pengebom strategis B-52H Stratofortress yang dapat melakukan pengeboman nuklir telah melakukan misi pelatihan untuk mensimulasikan penerjunan senjata.
Pesawat-pesawat tersebut telah dikerahkan ke Inggris sejak 8 November, yang kemudian bermanuver di atas Finlandia—negara baru NATO yang berbatasan dengan Rusia.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negaranya telah menggunakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik baru di Ukraina. Rudal berhulu ledak konvensional yang dilaporkan memiliki jangkauan 3.100 mil itu diklaim dapat mencapai ibu kota Uni Eropa dalam hitungan menit.
Setidaknya satu dari penerbangan pesawat pengebom B-52 Amerika terekam oleh Flightradar24, sebuah layanan pelacakan pesawat.
Pesawat itu berangkat dari Pangkalan Udara Fairford di Inggris dan terbang ke arah timur laut saat melintasi Laut Utara, Denmark, dan Laut Baltik sebelum mencapai Finlandia bagian tengah.
Pesawat pengebom Amerika itu terintegrasi dengan jet tempur F/A-18C Hornet Finlandia dan jet tempur JAS 39 Gripen Swedia selama misi pelatihan.
"Misi ini memperlihatkan peran Finlandia yang semakin besar dalam Aliansi NATO dan menandai tonggak sejarah lain dalam memperkuat pertahanan kolektif NATO," kata Angkatan Udara AS, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (28/11/2024).
Kerja sama bilateral dengan AS memperkuat kemampuan pertahanan Finlandia, kata Angkatan Udara Finlandia.
Finlandia telah berlatih dengan pesawat pengebom strategis Amerika di wilayah udara negara itu sejak Juli, yang berkontribusi pada pertahanan dan pencegahan kolektif NATO di High North.
Tidak jelas jenis senjata apa yang disimulasikan untuk dilepaskan dalam misi pelatihan di Finlandia.
Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, mengidentifikasi pesawat pengebom yang terlibat dalam misi itu hanya untuk membawa senjata konvensional, menurut nomor serinya.
Armada B-52H saat ini terdiri dari 76 pesawat, 46 di antaranya mampu meluncurkan senjata nuklir.
Pesawat pengebom, yang memiliki jangkauan 8.800 mil dan muatan 70.000 pon, dapat membawa persenjataan konvensional maupun nuklir, termasuk misil presisi.
B-52H dapat meluncurkan hingga 20 Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM) dari sayapnya dan rongga senjata internal.
Rudal jelajah udara-ke-darat siluman tersebut memiliki jangkauan 230 mil untuk varian aslinya dan 575 mil untuk varian jangkauan yang diperluas.
Pada bulan Juli, dua Stratofortress membuat sejarah dengan terbang di atas Finlandia untuk pertama kalinya saat mereka transit dari daratan AS ke Rumania.
Pada awal November, Angkatan Udara AS melakukan dua misi pelatihan B-52H di Finlandia dalam tiga hari, dengan pesawat pengebom mendarat di Fairford sesudahnya.
Manuver untuk menggertak Rusia itu dilakukan setelah rudal hipersonik baru Moskow; Oreshnik, menggempur pabrik rudal Ukraina di Kota Dnipro.
Angkatan Udara AS mengatakan pesawat pengebom strategis B-52H Stratofortress yang dapat melakukan pengeboman nuklir telah melakukan misi pelatihan untuk mensimulasikan penerjunan senjata.
Pesawat-pesawat tersebut telah dikerahkan ke Inggris sejak 8 November, yang kemudian bermanuver di atas Finlandia—negara baru NATO yang berbatasan dengan Rusia.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa negaranya telah menggunakan rudal balistik jarak menengah (IRBM) hipersonik baru di Ukraina. Rudal berhulu ledak konvensional yang dilaporkan memiliki jangkauan 3.100 mil itu diklaim dapat mencapai ibu kota Uni Eropa dalam hitungan menit.
Setidaknya satu dari penerbangan pesawat pengebom B-52 Amerika terekam oleh Flightradar24, sebuah layanan pelacakan pesawat.
Pesawat itu berangkat dari Pangkalan Udara Fairford di Inggris dan terbang ke arah timur laut saat melintasi Laut Utara, Denmark, dan Laut Baltik sebelum mencapai Finlandia bagian tengah.
Pesawat pengebom Amerika itu terintegrasi dengan jet tempur F/A-18C Hornet Finlandia dan jet tempur JAS 39 Gripen Swedia selama misi pelatihan.
"Misi ini memperlihatkan peran Finlandia yang semakin besar dalam Aliansi NATO dan menandai tonggak sejarah lain dalam memperkuat pertahanan kolektif NATO," kata Angkatan Udara AS, seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (28/11/2024).
Kerja sama bilateral dengan AS memperkuat kemampuan pertahanan Finlandia, kata Angkatan Udara Finlandia.
Finlandia telah berlatih dengan pesawat pengebom strategis Amerika di wilayah udara negara itu sejak Juli, yang berkontribusi pada pertahanan dan pencegahan kolektif NATO di High North.
Tidak jelas jenis senjata apa yang disimulasikan untuk dilepaskan dalam misi pelatihan di Finlandia.
Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika, mengidentifikasi pesawat pengebom yang terlibat dalam misi itu hanya untuk membawa senjata konvensional, menurut nomor serinya.
Armada B-52H saat ini terdiri dari 76 pesawat, 46 di antaranya mampu meluncurkan senjata nuklir.
Pesawat pengebom, yang memiliki jangkauan 8.800 mil dan muatan 70.000 pon, dapat membawa persenjataan konvensional maupun nuklir, termasuk misil presisi.
B-52H dapat meluncurkan hingga 20 Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM) dari sayapnya dan rongga senjata internal.
Rudal jelajah udara-ke-darat siluman tersebut memiliki jangkauan 230 mil untuk varian aslinya dan 575 mil untuk varian jangkauan yang diperluas.
Pada bulan Juli, dua Stratofortress membuat sejarah dengan terbang di atas Finlandia untuk pertama kalinya saat mereka transit dari daratan AS ke Rumania.
Pada awal November, Angkatan Udara AS melakukan dua misi pelatihan B-52H di Finlandia dalam tiga hari, dengan pesawat pengebom mendarat di Fairford sesudahnya.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda