Putin Tegaskan Perang Gaza Harus Diakhiri dengan Pembentukan Negara Palestina
Sabtu, 19 Oktober 2024 - 13:01 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat (18/10/2024) bahwa perang di Jalur Gaza harus diakhiri dengan pembentukan negara Palestina yang "sepenuhnya".
Dia mendesak Kuartet Timur Tengah untuk diaktifkan kembali guna melanjutkan upaya mediasi di wilayah tersebut.
"Solusi utama untuk masalah Palestina adalah pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya. Pihak Rusia telah menegakkan posisi ini sejak era Soviet," tegas dia dalam pertemuan dengan para manajer media BRICS di Moskow.
Putin menekankan pengaktifan kembali Kuartet Timur Tengah, kelompok organisasi internasional yang meliputi PBB, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Rusia, untuk melanjutkan upaya mediasi konflik Israel-Palestina dan memulai proses perdamaian.
"Adalah sebuah kesalahan AS untuk mengganggu pekerjaan Kuartet... Akan lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi. AS mengambil alih, memonopoli upaya perdamaian, memikul tanggung jawab penuh, dan pada akhirnya, gagal," tegas Putin.
Dia menekankan warga Palestina "tidak akan meninggalkan" Jalur Gaza. Putin memperingatkan krisis kemanusiaan di kawasan itu hanya akan meningkatkan jumlah orang yang bertekad "mempertahankan kepentingan mereka."
“KTT BRICS mendatang di Kazan, dari 22-24 Oktober, akan mencakup diskusi tentang konflik Israel-Palestina, karena konflik tersebut masih menjadi masalah global yang signifikan,” papar Putin.
Israel secara dramatis meningkatkan kampanye pengeboman besar-besarannya di seluruh Lebanon sejak 23 September, menewaskan 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara rezim kolonial rasis Zionis tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 42.400 orang Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Dia mendesak Kuartet Timur Tengah untuk diaktifkan kembali guna melanjutkan upaya mediasi di wilayah tersebut.
"Solusi utama untuk masalah Palestina adalah pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya. Pihak Rusia telah menegakkan posisi ini sejak era Soviet," tegas dia dalam pertemuan dengan para manajer media BRICS di Moskow.
Putin menekankan pengaktifan kembali Kuartet Timur Tengah, kelompok organisasi internasional yang meliputi PBB, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Rusia, untuk melanjutkan upaya mediasi konflik Israel-Palestina dan memulai proses perdamaian.
"Adalah sebuah kesalahan AS untuk mengganggu pekerjaan Kuartet... Akan lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi. AS mengambil alih, memonopoli upaya perdamaian, memikul tanggung jawab penuh, dan pada akhirnya, gagal," tegas Putin.
Dia menekankan warga Palestina "tidak akan meninggalkan" Jalur Gaza. Putin memperingatkan krisis kemanusiaan di kawasan itu hanya akan meningkatkan jumlah orang yang bertekad "mempertahankan kepentingan mereka."
“KTT BRICS mendatang di Kazan, dari 22-24 Oktober, akan mencakup diskusi tentang konflik Israel-Palestina, karena konflik tersebut masih menjadi masalah global yang signifikan,” papar Putin.
Israel secara dramatis meningkatkan kampanye pengeboman besar-besarannya di seluruh Lebanon sejak 23 September, menewaskan 1.437 orang, melukai lebih dari 4.123 orang lainnya, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.
Kampanye udara rezim kolonial rasis Zionis tersebut merupakan eskalasi dari perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya perang Israel di Jalur Gaza.
Israel telah membunuh lebih dari 42.400 orang Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Baca Juga
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda