Medvedev Ungkap Berbicara dengan AS seperti Bicara dengan Hitler
Rabu, 16 Oktober 2024 - 11:05 WIB
MOSKOW - Ide membahas stabilitas nuklir dengan Amerika Serikat (AS) adalah menggelikan, mengingat Washington pada dasarnya sedang melancarkan perang melawan Moskow, menurut mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Dalam pernyataan pada Minggu, Presiden AS Joe Biden berpendapat dunia harus terus membuat kemajuan menuju pelucutan senjata nuklir secara menyeluruh.
"Amerika Serikat siap untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia, China, dan Korea Utara tanpa prasyarat untuk mengurangi ancaman nuklir," tegas dia.
Biden juga mengklaim tidak ada alasan untuk menghalangi kemajuan dalam mengurangi persenjataan nuklir.
Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menolak tawaran tersebut begitu saja, dengan menyatakan Biden "mengatakan" hal tersebut karena keinginan "untuk membantu anak didiknya yang tidak punya otak," yang tampaknya merujuk pada calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Menurut mantan presiden Rusia tersebut, usulan tersebut merupakan "contoh lain dari... penghinaan" dari pihak AS.
“Pikirkanlah: AS sedang melancarkan perang skala penuh (dan tentu saja bukan perang hibrida) terhadap kita dan berusaha mengalahkan negara kita secara strategis… Menegosiasikan pengurangan senjata nuklir dengan Amerika tidak akan lebih berguna daripada menegosiasikan gencatan senjata dengan (pemimpin Nazi Adolf) Hitler pada tahun 1945.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga meragukan kemungkinan perundingan nuklir, dengan menunjukkan “sangat tidak mungkin untuk membahas topik tersebut tanpa mengaitkannya dengan semua aspek keamanan lainnya,” mengingat “perang sedang dilancarkan terhadap Rusia dengan keterlibatan tidak langsung dan bahkan langsung dari kekuatan nuklir seperti AS, Inggris, dan Prancis.”
Senator Rusia Konstantin Kosachev juga menyarankan tawaran Biden terdengar seperti retorika kampanye biasa menjelang pemilu presiden AS pada bulan November.
Dalam pernyataan pada Minggu, Presiden AS Joe Biden berpendapat dunia harus terus membuat kemajuan menuju pelucutan senjata nuklir secara menyeluruh.
"Amerika Serikat siap untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia, China, dan Korea Utara tanpa prasyarat untuk mengurangi ancaman nuklir," tegas dia.
Biden juga mengklaim tidak ada alasan untuk menghalangi kemajuan dalam mengurangi persenjataan nuklir.
Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menolak tawaran tersebut begitu saja, dengan menyatakan Biden "mengatakan" hal tersebut karena keinginan "untuk membantu anak didiknya yang tidak punya otak," yang tampaknya merujuk pada calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Menurut mantan presiden Rusia tersebut, usulan tersebut merupakan "contoh lain dari... penghinaan" dari pihak AS.
“Pikirkanlah: AS sedang melancarkan perang skala penuh (dan tentu saja bukan perang hibrida) terhadap kita dan berusaha mengalahkan negara kita secara strategis… Menegosiasikan pengurangan senjata nuklir dengan Amerika tidak akan lebih berguna daripada menegosiasikan gencatan senjata dengan (pemimpin Nazi Adolf) Hitler pada tahun 1945.”
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga meragukan kemungkinan perundingan nuklir, dengan menunjukkan “sangat tidak mungkin untuk membahas topik tersebut tanpa mengaitkannya dengan semua aspek keamanan lainnya,” mengingat “perang sedang dilancarkan terhadap Rusia dengan keterlibatan tidak langsung dan bahkan langsung dari kekuatan nuklir seperti AS, Inggris, dan Prancis.”
Senator Rusia Konstantin Kosachev juga menyarankan tawaran Biden terdengar seperti retorika kampanye biasa menjelang pemilu presiden AS pada bulan November.
tulis komentar anda