Hamas: Israel Gagal Patahkan Perlawanan

Minggu, 13 Oktober 2024 - 18:32 WIB
Hamas mengklaim Israel gagal patahkan perlawanan. Foto/Al Manar
GAZA - Gerakan perlawanan Palestina Hamas menegaskan bahwa Israel tidak mampu menghadapi perlawanan di Jalur Gaza dan “gagal mematahkannya.”

Osama Hamdan, perwakilan senior kelompok yang berbasis di Gaza di Lebanon, menyampaikan pernyataan tersebut kepada jaringan televisi Qatar Al Jazeera/

Mengomentari kegagalan rezim tersebut dalam menghadapi perlawanan, ia berkata, “Pendudukan tidak menghadapi perlawanan, tetapi mencoba membunuh warga [sipil]. Pendudukan membunuh warga sipil dengan dalih menghadapi perlawanan.”



Pertahanan Sipil Palestina di Jalur Gaza mengatakan sedikitnya 30 orang tewas akibat serangan Israel di kota Jabalia di Jalur Gaza utara dan kamp pengungsiannya pada hari Jumat.



Rezim tersebut melancarkan perang genosida di Gaza Oktober lalu dengan tujuan yang seharusnya untuk "menghancurkan" kelompok perlawanan di wilayah tersebut. Serangan militer sejauh ini gagal mewujudkan tujuan tersebut, meskipun telah menewaskan lebih dari 42.100 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Pejabat Hamas juga mengomentari gagasan rezim tentang "hari setelah perang," yang menurutnya direncanakan agar pemerintahan wilayah tersebut diserahkan kepada "badan-badan Palestina" yang tidak disebutkan namanya, sementara rezim tersebut diberi kendali keamanan atas wilayah pesisir tersebut.

"'Hari setelah perang' adalah istilah Israel yang bertujuan untuk menyesatkan dan membentuk pemerintahan yang berada di bawahnya. Kami berupaya membentuk pemerintahan transisi dari pemerintah persatuan nasional atau komite untuk mengelola situasi tersebut,” kata Hamdan.

Menekankan kembali bahwa kebrutalan Israel tidak akan membawa rezim tersebut ke mana pun, ia menyatakan, “Solusinya terletak pada upaya Palestina untuk mendapatkan kembali hak-hak mereka dan mendirikan negara mereka.”

Di tempat lain dalam sambutannya, ia merefleksikan rezim yang telah mengintensifkan fokusnya pada wilayah-wilayah yang terletak di Gaza utara, termasuk kamp pengungsi Jabalia yang telah menjadi sasaran eskalasi dan pengepungan brutal.

“Apa yang terjadi di Jalur Gaza utara adalah operasi genosida. Musuh telah mencegah pasokan makanan memasuki wilayah utara selama 10 hari,” katanya.

“Keputusan musuh adalah mengepung Jabalia untuk waktu yang lama untuk melelahkan orang-orang dengan rasa lapar dan haus. Apa yang terjadi di kamp Jabalia adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.”
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More