Komandan Pasukan Quds Iran Esmail Qaani Diperiksa Ketat Terkait Pembunuhan Nasrallah
Kamis, 10 Oktober 2024 - 20:30 WIB
TEHERAN - Pemimpin Pasukan Quds elit Garda Revolusi Iran Esmail Qaani masih hidup dan tidak terluka tetapi dijaga ketat dan sedang diinterogasi saat Iran menyelidiki pelanggaran keamanan besar.
Kabar itu diungkap beberapa sumber kepada Middle East Eye. Qaani tidak terlihat di depan umum sejak Israel membunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut pada 27 September.
Peristiwa pembunuhan Nasrallah mengguncang aliansi Poros Perlawanan anti-Israel.
Sejak itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah membuka penyelidikan tentang bagaimana Israel dapat menembus kepemimpinan paling senior gerakan Lebanon dan mengetahui di mana dan kapan Nasrallah akan berada.
Sepuluh sumber di Teheran, Beirut dan Baghdad, termasuk tokoh senior Syiah dan sumber yang dekat dengan Hizbullah dan di IRGC, mengatakan kepada MEE bahwa bahkan Qaani, salah satu jenderal paling senior Iran, dan timnya dikurung saat penyelidik mencari jawaban.
Qaani menjadi kepala Pasukan Quds, unit luar negeri IRGC, setelah Amerika Serikat (AS) membunuh pemimpin sebelumnya, Qassem Soleimani, pada Januari 2020.
Selama dua bulan terakhir, Israel telah membunuh beberapa pemimpin tinggi di Poros Perlawanan yang dipimpin Iran, termasuk mayoritas pimpinan militer Hizbullah.
Kecurigaan bertambah bahwa komandan senior Iran mungkin telah berkhianat ketika calon pengganti Nasrallah, Hashem Safieddine, tampaknya tewas dalam serangan kuat Israel lainnya di pangkalan bawah tanah rahasia Hizbullah pada 4 Oktober.
“Safieddine diyakini telah tewas dalam pertemuan Dewan Syura Hizbullah, yang mencakup para pemimpin paling senior partai tersebut,” ungkap sumber itu.
Kabar itu diungkap beberapa sumber kepada Middle East Eye. Qaani tidak terlihat di depan umum sejak Israel membunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut pada 27 September.
Peristiwa pembunuhan Nasrallah mengguncang aliansi Poros Perlawanan anti-Israel.
Sejak itu, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran telah membuka penyelidikan tentang bagaimana Israel dapat menembus kepemimpinan paling senior gerakan Lebanon dan mengetahui di mana dan kapan Nasrallah akan berada.
Sepuluh sumber di Teheran, Beirut dan Baghdad, termasuk tokoh senior Syiah dan sumber yang dekat dengan Hizbullah dan di IRGC, mengatakan kepada MEE bahwa bahkan Qaani, salah satu jenderal paling senior Iran, dan timnya dikurung saat penyelidik mencari jawaban.
Qaani menjadi kepala Pasukan Quds, unit luar negeri IRGC, setelah Amerika Serikat (AS) membunuh pemimpin sebelumnya, Qassem Soleimani, pada Januari 2020.
Selama dua bulan terakhir, Israel telah membunuh beberapa pemimpin tinggi di Poros Perlawanan yang dipimpin Iran, termasuk mayoritas pimpinan militer Hizbullah.
Kecurigaan bertambah bahwa komandan senior Iran mungkin telah berkhianat ketika calon pengganti Nasrallah, Hashem Safieddine, tampaknya tewas dalam serangan kuat Israel lainnya di pangkalan bawah tanah rahasia Hizbullah pada 4 Oktober.
“Safieddine diyakini telah tewas dalam pertemuan Dewan Syura Hizbullah, yang mencakup para pemimpin paling senior partai tersebut,” ungkap sumber itu.
tulis komentar anda