Erdogan Ungkap AS Penentang Utama Ukraina Bergabung NATO
Jum'at, 27 September 2024 - 00:01 WIB
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan Amerika Serikat (AS) adalah penentang utama Ukraina bergabung dengan NATO, meskipun banyak negara lain di blok tersebut juga menentang kemungkinan keanggotaan Kiev.
Meski apa yang disebut 'rencana kemenangan' Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan aksesi NATO, Erdogan mengatakan kepada NBC News pada Rabu (25/9/2024) bahwa, "AS, pertama dan terutama, tidak ingin melihat Ukraina sebagai anggota NATO. Dan banyak negara NATO tidak ingin Ukraina menjadi negara anggota."
Zelensky saat ini berada di AS, di mana dia mempromosikan rencana tersebut dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris di Washington pada Kamis.
"Ini bukan pertanyaan yang bisa diburu-buru," papar Erdogan.
Dia menjelaskan, "Dan ketika mengambil keputusan, ketika kami mengambil keputusan, kami selalu mempertimbangkan sikap negara anggota NATO lainnya, kami membahas kemungkinan pertanyaan tersebut di meja perundingan dan membuat keputusan akhir yang sesuai."
Ketika ditanya langsung apakah Ankara akan menerima Ukraina di NATO, Erdogan menjawab, "Kami akan mengikuti perkembangan, musyawarah, dan mencapai keputusan akhir yang sesuai. Ini bukan keputusan yang harus dibuat terburu-buru dengan cara yang bersemangat."
Dia juga berbicara tentang hubungan Turki dengan Rusia, menggambarkannya sebagai, "Hubungan multidimensi, politik, ekonomi, budaya, terkait industri pertahanan. Ada banyak dimensi, dimensi di sana dan solidaritas kita, interaksi kita, telah berlangsung dan secara ekonomi setiap hari, hubungan ini berkembang."
Keputusan bulat dari semua anggota diperlukan untuk memperluas NATO. Finlandia dan Swedia, yang menjadi negara terakhir yang bergabung dengan blok tersebut masing-masing pada tahun 2023 dan 2024, harus mengatasi pertentangan awal yang kuat dari Turki, yang menuduh mereka menyembunyikan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada AP pada Selasa bahwa elemen politik dari 'rencana kemenangan' Zelensky berfokus pada cara meyakinkan penduduk Ukraina bahwa mereka akan diterima di lembaga-lembaga Barat seperti UE dan NATO, dengan asumsi mereka terus memerangi Rusia atau jika penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Moskow tercapai.
Meski apa yang disebut 'rencana kemenangan' Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan aksesi NATO, Erdogan mengatakan kepada NBC News pada Rabu (25/9/2024) bahwa, "AS, pertama dan terutama, tidak ingin melihat Ukraina sebagai anggota NATO. Dan banyak negara NATO tidak ingin Ukraina menjadi negara anggota."
Zelensky saat ini berada di AS, di mana dia mempromosikan rencana tersebut dan dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris di Washington pada Kamis.
"Ini bukan pertanyaan yang bisa diburu-buru," papar Erdogan.
Dia menjelaskan, "Dan ketika mengambil keputusan, ketika kami mengambil keputusan, kami selalu mempertimbangkan sikap negara anggota NATO lainnya, kami membahas kemungkinan pertanyaan tersebut di meja perundingan dan membuat keputusan akhir yang sesuai."
Ketika ditanya langsung apakah Ankara akan menerima Ukraina di NATO, Erdogan menjawab, "Kami akan mengikuti perkembangan, musyawarah, dan mencapai keputusan akhir yang sesuai. Ini bukan keputusan yang harus dibuat terburu-buru dengan cara yang bersemangat."
Dia juga berbicara tentang hubungan Turki dengan Rusia, menggambarkannya sebagai, "Hubungan multidimensi, politik, ekonomi, budaya, terkait industri pertahanan. Ada banyak dimensi, dimensi di sana dan solidaritas kita, interaksi kita, telah berlangsung dan secara ekonomi setiap hari, hubungan ini berkembang."
Keputusan bulat dari semua anggota diperlukan untuk memperluas NATO. Finlandia dan Swedia, yang menjadi negara terakhir yang bergabung dengan blok tersebut masing-masing pada tahun 2023 dan 2024, harus mengatasi pertentangan awal yang kuat dari Turki, yang menuduh mereka menyembunyikan anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Ankara.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada AP pada Selasa bahwa elemen politik dari 'rencana kemenangan' Zelensky berfokus pada cara meyakinkan penduduk Ukraina bahwa mereka akan diterima di lembaga-lembaga Barat seperti UE dan NATO, dengan asumsi mereka terus memerangi Rusia atau jika penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Moskow tercapai.
tulis komentar anda