AS Tingkatkan Kehadiran Militer di Alaska
Sabtu, 21 September 2024 - 21:30 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memperkuat kehadiran militernya di Alaska karena meningkatnya aktivitas Rusia dan China di lepas pantai, menurut laporan Politico pada Jumat (20/9/2024).
Media tersebut mencatat selama bulan lalu, AS telah mengerahkan kembali sejumlah aset ke daerah tersebut, termasuk kapal perusak USS Sterett, pasukan darat yang sekarang ditempatkan di salah satu pulau terpencil di negara bagian tersebut.
Tak hanya itu, jet tempur dan pesawat lainnya telah disiagakan lebih tinggi.
Business Insider melaporkan pekan lalu bahwa pengerahan tersebut mencakup unsur-unsur Divisi Lintas Udara ke-11 yang didukung sistem rudal HIMARS dan radar anti tembakan untuk mengawasi latihan angkatan laut China-Rusia.
Senator Dan Sullivan (Partai Republik-Alaska) membunyikan alarm atas peningkatan aktivitas militer Rusia dan China.
"Jumlah aset telah meningkat pesat. Rusia menggunakan udara, permukaan, dan bawah permukaan, tetapi mereka melakukannya lebih banyak dalam kapasitas bersama dengan China daripada yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka jelas meningkatkan ketegangan," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat Jack Reed (Partai Demokrat-Rhode Island) menyatakan aktivitas militer Rusia merupakan respons atas dukungan Washington terhadap Kiev dalam konfliknya dengan Moskow.
"Saya pikir mereka mungkin juga mencoba mengirim pesan ke negara mereka sendiri," papar dia.
Pada 15 September, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua dari pesawat pengebom strategis Tu-95 miliknya terbang di atas Laut Chukchi di wilayah udara netral tidak jauh dari Alaska untuk berlatih "melaksanakan serangan udara dengan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara terhadap fasilitas utama musuh yang disimulasikan" sambil dikawal beberapa jet tempur.
Media tersebut mencatat selama bulan lalu, AS telah mengerahkan kembali sejumlah aset ke daerah tersebut, termasuk kapal perusak USS Sterett, pasukan darat yang sekarang ditempatkan di salah satu pulau terpencil di negara bagian tersebut.
Tak hanya itu, jet tempur dan pesawat lainnya telah disiagakan lebih tinggi.
Business Insider melaporkan pekan lalu bahwa pengerahan tersebut mencakup unsur-unsur Divisi Lintas Udara ke-11 yang didukung sistem rudal HIMARS dan radar anti tembakan untuk mengawasi latihan angkatan laut China-Rusia.
Senator Dan Sullivan (Partai Republik-Alaska) membunyikan alarm atas peningkatan aktivitas militer Rusia dan China.
"Jumlah aset telah meningkat pesat. Rusia menggunakan udara, permukaan, dan bawah permukaan, tetapi mereka melakukannya lebih banyak dalam kapasitas bersama dengan China daripada yang pernah mereka lakukan sebelumnya. Mereka jelas meningkatkan ketegangan," ujar dia.
Sementara itu, Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat Jack Reed (Partai Demokrat-Rhode Island) menyatakan aktivitas militer Rusia merupakan respons atas dukungan Washington terhadap Kiev dalam konfliknya dengan Moskow.
"Saya pikir mereka mungkin juga mencoba mengirim pesan ke negara mereka sendiri," papar dia.
Pada 15 September, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua dari pesawat pengebom strategis Tu-95 miliknya terbang di atas Laut Chukchi di wilayah udara netral tidak jauh dari Alaska untuk berlatih "melaksanakan serangan udara dengan rudal jelajah yang diluncurkan dari udara terhadap fasilitas utama musuh yang disimulasikan" sambil dikawal beberapa jet tempur.
tulis komentar anda