Baterai Walkie-talkie Lebanon Berisi Bahan Peledak PETN

Sabtu, 21 September 2024 - 00:01 WIB
Penjinak bom tentara Lebanon yang mengenakan perlengkapan pelindung bersiap bersama rekannya untuk meledakkan walkie-talkie yang ditemukan di tempat parkir Rumah Sakit Universitas Amerika, di Beirut, Lebanon, Rabu, 18 September 2024. Foto/AP/Hassan Ammar
BEIRUT - Baterai walkie-talkie yang digunakan kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, yang meledak pekan ini dicampur dengan senyawa yang sangat mudah meledak yang dikenal sebagai PETN.

Sumber Lebanon yang mengetahui komponen perangkat tersebut mengatakan kepada Reuters.

“Cara bahan peledak tersebut diintegrasikan ke dalam kemasan baterai membuatnya sangat sulit dideteksi,” ungkap sumber tersebut.

Ratusan walkie-talkie yang digunakan kelompok tersebut meledak pada Rabu, sehari setelah ribuan pager Hizbullah meledak di seluruh wilayah kekuasaan kelompok tersebut di Lebanon.



Gambar walkie-talkie yang meledak menunjukkan label bertuliskan "ICOM" dan "buatan Jepang".

Icom 6820.T mengatakan telah menghentikan produksi satu dekade lalu dari model radio yang diidentifikasi dalam serangan tersebut, dan sebagian besar yang masih dijual adalah palsu.

Yoshiki Enomoto, Manajer Umum divisi keamanan dan perdagangan Icom, mengatakan kepada Reuters bahwa ada kemungkinan perangkat Icom yang lama telah dimodifikasi untuk membuat bom.

“Akan sulit untuk memasukkan alat peledak ke dalam kompartemen utama walkie-talkie karena perangkat elektroniknya dikemas rapat, jadi kemungkinan besar alat itu berada di dalam paket baterai yang dapat dilepas,” papar Enomoto kepada penyiar Jepang, Fuji TV.

Sumber Lebanon mengatakan ledakan telah terjadi bahkan dalam kasus di mana paket baterai dipisahkan dari perangkat lainnya.

Sumber keamanan Lebanon sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa pager tersebut telah ditanamkan dengan bahan peledak yang sulit dideteksi.

Sumber keamanan lainnya mengatakan hingga tiga gram (0,11 ons) bahan peledak telah disembunyikan di pager baru, tampaknya beberapa bulan sebelum ledakan.

(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More