5 Dilema Penundaan Serangan Iran ke Israel, Salah Satunya Ancaman Kehancuran Rezim Khamenei
Senin, 02 September 2024 - 09:40 WIB
TEHERAN - Hampir sebulan telah berlalu sejak Iran berjanji untuk "menghukum" Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Haniyeh terbunuh pada tanggal 31 Juli saat berkunjung ke ibu kota Iran, tempat ia melakukan perjalanan untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Kematiannya, diikuti oleh janji Iran untuk membalas dendam, memicu gelombang spekulasi dan laporan media yang menunjukkan bahwa serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi. Namun, tidak ada serangan seperti itu yang terwujud.
Minggu lalu, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan bahwa pembalasan terhadap Israel bisa memakan waktu "lama" untuk dilakukan, sehingga menambah ambiguitas lebih lanjut pada situasi tersebut.
Pada bulan April, Iran menanggapi dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus, yang menewaskan dua komandan militer senior Iran dan lainnya, dalam waktu kurang dari dua minggu. Penundaan yang diperpanjang kali ini telah menimbulkan pertanyaan tentang strategi Teheran saat ini.
Analis menunjukkan beberapa faktor yang dapat menjelaskan keraguan Iran. Yang paling utama adalah ketakutan akan tanggapan Israel yang kuat yang dapat menyebabkan rasa malu lebih lanjut bagi Iran dan berpotensi meningkat menjadi konflik yang lebih luas yang melibatkan Amerika Serikat. Kepemimpinan Iran, yang memprioritaskan mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan di atas segalanya, kemungkinan waspada untuk memicu situasi yang dapat melemahkan kendalinya.
Foto/AP
"Banyak orang di Iran, termasuk tokoh-tokoh terkemuka di kelas politik negara itu, memperingatkan para pemimpin tentang konsekuensi perang habis-habisan yang dapat benar-benar menghancurkan negara dan mematikan rezim," kata Arash Azizi, peneliti tamu di Pusat Studi Masa Depan Jangka Panjang Frederick S. Pardee Universitas Boston, kepada Al Arabiya English.
Haniyeh terbunuh pada tanggal 31 Juli saat berkunjung ke ibu kota Iran, tempat ia melakukan perjalanan untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian. Kematiannya, diikuti oleh janji Iran untuk membalas dendam, memicu gelombang spekulasi dan laporan media yang menunjukkan bahwa serangan Iran terhadap Israel akan segera terjadi. Namun, tidak ada serangan seperti itu yang terwujud.
Minggu lalu, juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan bahwa pembalasan terhadap Israel bisa memakan waktu "lama" untuk dilakukan, sehingga menambah ambiguitas lebih lanjut pada situasi tersebut.
Pada bulan April, Iran menanggapi dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus, yang menewaskan dua komandan militer senior Iran dan lainnya, dalam waktu kurang dari dua minggu. Penundaan yang diperpanjang kali ini telah menimbulkan pertanyaan tentang strategi Teheran saat ini.
Analis menunjukkan beberapa faktor yang dapat menjelaskan keraguan Iran. Yang paling utama adalah ketakutan akan tanggapan Israel yang kuat yang dapat menyebabkan rasa malu lebih lanjut bagi Iran dan berpotensi meningkat menjadi konflik yang lebih luas yang melibatkan Amerika Serikat. Kepemimpinan Iran, yang memprioritaskan mempertahankan cengkeramannya pada kekuasaan di atas segalanya, kemungkinan waspada untuk memicu situasi yang dapat melemahkan kendalinya.
5 Dilema Penundaan Serangan Iran ke Israel, Salah Satunya Ancaman Kehancuran Rezim Khamenei
1. Perang Besar Akan Menghancurkan Rezim Khamenei
Foto/AP
"Banyak orang di Iran, termasuk tokoh-tokoh terkemuka di kelas politik negara itu, memperingatkan para pemimpin tentang konsekuensi perang habis-habisan yang dapat benar-benar menghancurkan negara dan mematikan rezim," kata Arash Azizi, peneliti tamu di Pusat Studi Masa Depan Jangka Panjang Frederick S. Pardee Universitas Boston, kepada Al Arabiya English.
2. Takut dengan Banyaknya Aset Militer AS di Timur Tengah
tulis komentar anda