Pilot AS dan Belanda Jatuhkan 16 Bom GBU-39 dari Jet Tempur Siluman F-35
Selasa, 25 Agustus 2020 - 07:42 WIB
MARICOPA COUNTY - Pilot Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan pilot Angkatan Udara Kerajaan Belanda (RNLAF) menjalankan serangkaian misi tes bersama baru-baru ini dengan jet tempur siluman F-35 . Salah satu tes tersebut adalah menjatuhkan total 16 bom GBU-39 Small Diameter Bomb (SDB).
Tes peluncuran bom dengan pesawat tempur canggih itu terungkap setelah pilot Belanda, Ian Knight, mengunggah foto dan rekaman video tes tersebut di Twitter pada akhir pekan lalu. Foto dan video tersebut menunjukkan misi uji penjatuhan GBU SDB berlangsung Pangkalan Angkatan Udara Luke di Maricopa County, Arizona, Amerika Serikat (AS).
Video yang diyakini direkam di pangkalan uji coba China Lake menunjukkan jet tempur F-35A dari RNLAF mengerahkan delapan SDB muatan penuh dari tempat senjata (weapon bay)-nya.
Knight mem-posting hasil dari salah satu dari dua serangan, yang menunjukkan jangkauan pemboman massal, yang menyerang area tertentu dalam formasi payung.
Menurut laporan Tyler Rogoway dari The Drive, bom luncur—yang telah digunakan secara operasional selama 14 tahun—memiliki label harga USD39.000 dan, tergantung pada kecepatan dan ketinggian peluncurannya, mampu menyerang target sejauh 60 mil.
Sebanyak 16 SDB dikerahkan selama uji operasional, yang diklaim Knight "100 persen berhasil". (Baca: Kushner Menantu Trump di Balik Ide AS Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA )
Rilis berita 20 Agustus 2020 dari Joint Program Office (JPO) F-35 mengonfirmasi bahwa pilot F-35 Lightning II Joint Strike Fighter dari AS dan Belanda berpartisipasi dalam serangkaian misi pada 13 dan 14 Agustus yang diarahkan untuk meningkatkan interoperabilitas dan mendemonstrasikan kemampuan kinerja masa depan menggunakan data misi koalisi.
“Kami perlu berpikir secara berbeda di seluruh F-35 Enterprise tentang bagaimana kami memberikan data misi berkualitas tinggi kepada mitra koalisi kami sehingga kami dapat mengoptimalkan gambaran pengoperasian umum yang mereka tuntut, sambil mengurangi biaya yang terkait dengan produksi kumpulan data misi unik untuk memperluas basis pelanggan," kata Pejabat Eksekutif JPO F-35 Letnan Jenderal Eric Fick dalam rilisnya.
"Demonstrasi ini membuka jalan bagi tingkat baru efektivitas pertempuran dan keterjangkauan di arena pemrograman ulang," ujarnya.
Tes peluncuran bom dengan pesawat tempur canggih itu terungkap setelah pilot Belanda, Ian Knight, mengunggah foto dan rekaman video tes tersebut di Twitter pada akhir pekan lalu. Foto dan video tersebut menunjukkan misi uji penjatuhan GBU SDB berlangsung Pangkalan Angkatan Udara Luke di Maricopa County, Arizona, Amerika Serikat (AS).
Video yang diyakini direkam di pangkalan uji coba China Lake menunjukkan jet tempur F-35A dari RNLAF mengerahkan delapan SDB muatan penuh dari tempat senjata (weapon bay)-nya.
Knight mem-posting hasil dari salah satu dari dua serangan, yang menunjukkan jangkauan pemboman massal, yang menyerang area tertentu dalam formasi payung.
Menurut laporan Tyler Rogoway dari The Drive, bom luncur—yang telah digunakan secara operasional selama 14 tahun—memiliki label harga USD39.000 dan, tergantung pada kecepatan dan ketinggian peluncurannya, mampu menyerang target sejauh 60 mil.
Sebanyak 16 SDB dikerahkan selama uji operasional, yang diklaim Knight "100 persen berhasil". (Baca: Kushner Menantu Trump di Balik Ide AS Jual Jet Tempur Siluman F-35 ke UEA )
Rilis berita 20 Agustus 2020 dari Joint Program Office (JPO) F-35 mengonfirmasi bahwa pilot F-35 Lightning II Joint Strike Fighter dari AS dan Belanda berpartisipasi dalam serangkaian misi pada 13 dan 14 Agustus yang diarahkan untuk meningkatkan interoperabilitas dan mendemonstrasikan kemampuan kinerja masa depan menggunakan data misi koalisi.
“Kami perlu berpikir secara berbeda di seluruh F-35 Enterprise tentang bagaimana kami memberikan data misi berkualitas tinggi kepada mitra koalisi kami sehingga kami dapat mengoptimalkan gambaran pengoperasian umum yang mereka tuntut, sambil mengurangi biaya yang terkait dengan produksi kumpulan data misi unik untuk memperluas basis pelanggan," kata Pejabat Eksekutif JPO F-35 Letnan Jenderal Eric Fick dalam rilisnya.
"Demonstrasi ini membuka jalan bagi tingkat baru efektivitas pertempuran dan keterjangkauan di arena pemrograman ulang," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda