Riwayat Karier Politik Ismail Haniyeh, Pemimpin Senior Hamas yang Pernah Jadi Perdana Menteri
Rabu, 31 Juli 2024 - 12:45 WIB
GAZA - Pemimpin senior Hamas Ismail Haniyeh dilaporkan tewas dalam serangan di Iran. Kabar ini muncul menyusul pernyataan yang dibuat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Melihat ke belakang, Haniyeh menjadi salah satu sosok penting di kelompok Hamas. Tak tanggung-tanggung, posisinya adalah Ketua Biro Politik Hamas.
Berkaca pada statusnya, Haniyeh sebenarnya sering masuk dalam daftar rencana pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel. Lebih jauh, berikut ini riwayat politik Ismail Haniyeh yang bisa diketahui.
Lahir pada 29 Januari 1962, Ismail Haniyeh tumbuh di kamp pengungsi Shati, Jalur Gaza. Sebagaimana anak-anak lain, dia menghabiskan pendidikan dasarnya di sekolah yang dijalankan PBB.
Beranjak dewasa, Haniyeh masuk Universitas Islam Gaza. Selama kuliah, dia terkenal cukup aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk bergabung dengan asosiasi mahasiswa Islam yang terafiliasi Ikhwanul Muslimin.
Selama intifada pertama, Haniyeh bergabung dengan Hamas dan menjadi salah satu anggota termuda. Atas aksinya, dia bahkan sempat ditangkap otoritas Israel pada 1988 dan akhirnya diasingkan ke Lebanon.
Saat kembali ke Palestina, Haniyeh mendapat sambutan hangat dari Hamas. Dia bahkan disebut juga sempat ditunjuk menjadi dekan di Universitas Islam.
Peran strategis Haniyeh di Hamas dimulai pada 1997. Waktu itu, dia menjadi sekretaris pribadi pemimpin spiritual Hamas, Ahmed Yassin. Maka dari itu, tak jarang dirinya turut menjadi target percobaan pembunuhan oleh Israel.
Melihat ke belakang, Haniyeh menjadi salah satu sosok penting di kelompok Hamas. Tak tanggung-tanggung, posisinya adalah Ketua Biro Politik Hamas.
Berkaca pada statusnya, Haniyeh sebenarnya sering masuk dalam daftar rencana pembunuhan oleh intelijen dan militer Israel. Lebih jauh, berikut ini riwayat politik Ismail Haniyeh yang bisa diketahui.
Riwayat Politik Ismail Haniyeh
Lahir pada 29 Januari 1962, Ismail Haniyeh tumbuh di kamp pengungsi Shati, Jalur Gaza. Sebagaimana anak-anak lain, dia menghabiskan pendidikan dasarnya di sekolah yang dijalankan PBB.
Beranjak dewasa, Haniyeh masuk Universitas Islam Gaza. Selama kuliah, dia terkenal cukup aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk bergabung dengan asosiasi mahasiswa Islam yang terafiliasi Ikhwanul Muslimin.
Selama intifada pertama, Haniyeh bergabung dengan Hamas dan menjadi salah satu anggota termuda. Atas aksinya, dia bahkan sempat ditangkap otoritas Israel pada 1988 dan akhirnya diasingkan ke Lebanon.
Saat kembali ke Palestina, Haniyeh mendapat sambutan hangat dari Hamas. Dia bahkan disebut juga sempat ditunjuk menjadi dekan di Universitas Islam.
Peran strategis Haniyeh di Hamas dimulai pada 1997. Waktu itu, dia menjadi sekretaris pribadi pemimpin spiritual Hamas, Ahmed Yassin. Maka dari itu, tak jarang dirinya turut menjadi target percobaan pembunuhan oleh Israel.
tulis komentar anda