Eks Jenderal Zionis: Perang dengan Hizbullah Akan Menghancurkan Israel
Selasa, 30 Juli 2024 - 10:54 WIB
Dua pejabat Zionis lainnya mengatakan Israel sedang mempersiapkan kemungkinan pertempuran selama beberapa hari setelah serangan roket hari Sabtu.
Keempat pejabat tersebut, termasuk seorang pejabat senior pertahanan dan seorang sumber diplomatik, berbicara dengan syarat anonim dan tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana Israel untuk melakukan pembalasan.
"Perkiraan kami adalah bahwa respons tersebut tidak akan mengarah pada perang habis-habisan," kata sumber diplomatik tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2024).
"Itu tidak akan menjadi kepentingan kami saat ini," paparnya.
Pada Minggu malam, kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk memutuskan "cara dan waktu" respons terhadap serangan roket tersebut.
Surat kabar terbesar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa respons tersebut akan "terbatas tetapi signifikan."
Laporan itu mengatakan opsi pembalasan berkisar dari serangan terbatas tetapi "fotogenik" terhadap infrastruktur, termasuk jembatan, pembangkit listrik, dan pelabuhan, hingga menyerang depot senjata Hizbullah atau menargetkan komandan Hizbullah tingkat tinggi.
Didorong oleh perang Gaza, permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjadi yang terburuk sejak mereka berperang pada tahun 2006.
Hizbullah, sekutu kelompok perlawanan Palestina; Hamas, mengatakan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel bertujuan untuk mendukung Palestina, dan mengindikasikan bahwa mereka hanya akan menghentikan tembakan ketika serangan Israel di Gaza berhenti.
Konflik di perbatasan Israel-Lebanon telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan.
Keempat pejabat tersebut, termasuk seorang pejabat senior pertahanan dan seorang sumber diplomatik, berbicara dengan syarat anonim dan tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana Israel untuk melakukan pembalasan.
"Perkiraan kami adalah bahwa respons tersebut tidak akan mengarah pada perang habis-habisan," kata sumber diplomatik tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (30/7/2024).
"Itu tidak akan menjadi kepentingan kami saat ini," paparnya.
Pada Minggu malam, kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk memutuskan "cara dan waktu" respons terhadap serangan roket tersebut.
Surat kabar terbesar Israel, Yedioth Ahronoth, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa respons tersebut akan "terbatas tetapi signifikan."
Laporan itu mengatakan opsi pembalasan berkisar dari serangan terbatas tetapi "fotogenik" terhadap infrastruktur, termasuk jembatan, pembangkit listrik, dan pelabuhan, hingga menyerang depot senjata Hizbullah atau menargetkan komandan Hizbullah tingkat tinggi.
Didorong oleh perang Gaza, permusuhan antara Israel dan Hizbullah telah menjadi yang terburuk sejak mereka berperang pada tahun 2006.
Hizbullah, sekutu kelompok perlawanan Palestina; Hamas, mengatakan rentetan serangan roket dan drone terhadap Israel bertujuan untuk mendukung Palestina, dan mengindikasikan bahwa mereka hanya akan menghentikan tembakan ketika serangan Israel di Gaza berhenti.
Konflik di perbatasan Israel-Lebanon telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan.
tulis komentar anda