Dahsyatnya Rudal Rusia Ledakkan Markas Besar Militer Ukraina di Donbas
Kamis, 25 Juli 2024 - 07:18 WIB
MOSKOW - Rusia telah melakukan serangan rudal yang dahsyat terhadap markas besar militer Ukraina di Donbas. Demikian pengumuman Kementerian Pertahanan di Moskow saat merilis rekaman video serangan tersebut pada Rabu.
Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Russia Today, Kamis (25/7/2024), kementerian tersebut mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan pusat komando dan kendali Brigade Mekanik Terpisah ke-63 Ukraina di Krasny Lyman.
Kota tersebut terletak sekitar 30 km timur laut kota regional strategis Slavyansk, pusat logistik penting yang kini berada di garis depan.
Menurut pejabat Rusia, serangan tersebut dilakukan dengan rudal balistik jarak pendek Iskander-M dan menghancurkan personel di dalam markas besar militer, serta dua kendaraan komando dan kendali drone, sepuluh UAV, lebih dari 300 drone FPV, perangkat tiang antena, dan tiga kendaraan segala medan.
Video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan rekaman udara dari beberapa rumah di pemukiman tersebut, salah satunya terlihat terkena roket, mengirimkan gelombang kejut ke segala arah dan kepulan asap ke udara.
Atap salah satu bangunan—yang menurut kementerian tersebut adalah stasiun kendali drone—terbakar dan beberapa kendaraan militer Ukraina terlihat berhenti di sampingnya.
Rusia secara rutin menggunakan rudal hipersonik Iskander—yang dapat membawa muatan seberat 700 kg hingga jarak 500 km—untuk menghantam sasaran Ukraina, termasuk sasaran yang jauh dari garis depan.
Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan keberhasilan serangan rudal terhadap sebuah fasilitas di Wilayah Kharkiv, yang dikatakan menampung “instruktur dan tentara bayaran” Barat, sekitar 50 di antaranya tewas dalam serangan itu.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menganggap personel dan peralatan militer asing yang digunakan oleh Ukraina sebagai “target yang sah".
Pada saat yang sama, Moskow menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan fasilitas militer dan bukan warga sipil.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Dalam sebuah pernyataan, yang dikutip Russia Today, Kamis (25/7/2024), kementerian tersebut mengatakan pasukan Moskow telah menghancurkan pusat komando dan kendali Brigade Mekanik Terpisah ke-63 Ukraina di Krasny Lyman.
Kota tersebut terletak sekitar 30 km timur laut kota regional strategis Slavyansk, pusat logistik penting yang kini berada di garis depan.
Menurut pejabat Rusia, serangan tersebut dilakukan dengan rudal balistik jarak pendek Iskander-M dan menghancurkan personel di dalam markas besar militer, serta dua kendaraan komando dan kendali drone, sepuluh UAV, lebih dari 300 drone FPV, perangkat tiang antena, dan tiga kendaraan segala medan.
Video yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan rekaman udara dari beberapa rumah di pemukiman tersebut, salah satunya terlihat terkena roket, mengirimkan gelombang kejut ke segala arah dan kepulan asap ke udara.
Atap salah satu bangunan—yang menurut kementerian tersebut adalah stasiun kendali drone—terbakar dan beberapa kendaraan militer Ukraina terlihat berhenti di sampingnya.
Rusia secara rutin menggunakan rudal hipersonik Iskander—yang dapat membawa muatan seberat 700 kg hingga jarak 500 km—untuk menghantam sasaran Ukraina, termasuk sasaran yang jauh dari garis depan.
Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang dimaksudkan untuk menunjukkan keberhasilan serangan rudal terhadap sebuah fasilitas di Wilayah Kharkiv, yang dikatakan menampung “instruktur dan tentara bayaran” Barat, sekitar 50 di antaranya tewas dalam serangan itu.
Rusia telah berulang kali memperingatkan bahwa mereka menganggap personel dan peralatan militer asing yang digunakan oleh Ukraina sebagai “target yang sah".
Pada saat yang sama, Moskow menyatakan bahwa mereka hanya menargetkan fasilitas militer dan bukan warga sipil.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(mas)
tulis komentar anda