Think Tank Militer AS: Pertahanan Militer Israel Lemah karena Bisa Ditembus Drone Houthi

Sabtu, 20 Juli 2024 - 22:55 WIB
Pertahanan Militer Israel lemah karena bisa ditembus drone Houthi. Foto/Reuters
GAZA - Lembaga pemikir yang berbasis di AS, The Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP) juga melaporkan bahwa drone Houthi yang diledakkan di kota Tel Aviv Israel pada Jumat pagi dilaporkan membawa sekitar 10kg bahan peledak.

Menurut laporan bersama ISW/CTP, drone yang berhasil menghindari pertahanan udara canggih Israel tampaknya merupakan varian modifikasi dari drone Samad-3 model Iran.

Menurut laporan ISW/CTP, kelompok Houthi di Yaman telah melakukan pengintaian dan pengujian ekstensif terhadap pertahanan udara Israel dalam beberapa bulan terakhir, menembakkan rudal dan mengirimkan drone secara teratur ke arah Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober,

“Serangan-serangan ini bisa memberikan informasi yang dibutuhkan Houthi untuk menghindari pertahanan udara Israel dan menyerang sasaran di Tel Aviv,” kata think tank tersebut.



Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan drone yang tidak disebutkan namanya telah diidentifikasi, namun kesalahan manusia menyebabkan kendaraan tersebut tidak dilibatkan oleh pertahanan udara. Karena tidak ada tindakan yang diambil terhadap target yang teridentifikasi – yang kemudian dikonfirmasi sebagai drone penyerang jarak jauh yang besar – tidak ada sirene peringatan yang berbunyi.

Drone tersebut, yang diidentifikasi oleh IDF sebagai Samad-3 buatan Iran yang telah dimodifikasi agar memiliki jangkauan yang lebih luas, telah terbang selama lebih dari 10 jam untuk mencapai Israel.

Menurut penilaian militer, drone tersebut tidak mengikuti rute langsung ke Israel dari Yaman. Drone tersebut melintasi Mesir dan terbang ke Tel Aviv dari arah Laut Mediterania pada ketinggian rendah, melakukan perjalanan lebih dari 2.000 (1.200 mil) kilometer untuk mencapai Israel.

Samad-3 sebelumnya dilaporkan memiliki jangkauan sekitar 1.500 kilometer. Houthi dianggap oleh IDF telah memodifikasi drone buatan Iran sehingga mampu membawa bahan peledak kurang dari 10 kilogram, turun dari standar 18 kilogram. Dengan demikian, pesawat tersebut mampu menampung lebih banyak bahan bakar, terbang lebih lama, dan mencapai Israel.

Menurut penyelidikan awal Angkatan Udara Israel (IAF), drone tersebut diidentifikasi dan diikuti selama sekitar enam menit, namun karena kesalahan manusia yang tidak dijelaskan secara spesifik, drone tersebut tidak diklasifikasikan sebagai ancaman.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More