AS Sebut Rencana Iran Bunuh Trump Tak Terkait Penembakan di Pennsylvania
Rabu, 17 Juli 2024 - 07:15 WIB
WASHINGTON - Badan intelijen Amerika Serikat (AS) telah melacak potensi rencana pembunuhan oleh Iran terhadap mantan Presiden Donald Trump, beberapa media berita Amerika melaporkan pada Selasa (16/7/2024).
Hal itu diyakini sebagai ancaman terpisah dari penembakan yang melukai Trump akhir pekan lalu.
The New York Times dan CNN sama-sama melaporkan kemungkinan ancaman Iran dan mengatakan informasi tentang rencana itu disampaikan kepada tim kampanye Trump sebelum penembakan hari Sabtu.
Middle East Eye menghubungi Gedung Putih, Dinas Rahasia, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk memberikan komentar, tetapi tidak segera menerima tanggapan.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada The New York Times bahwa banyak ancaman terhadap anggota pemerintahan Trump sebelumnya berasal dari pembunuhan yang ditargetkan Trump pada tahun 2020 terhadap jenderal tinggi Iran, Qassem Soleimani.
"Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, kami telah melacak ancaman Iran terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun, sejak pemerintahan terakhir," ujar Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, kepada The New York Times.
“Ancaman-ancaman ini muncul dari keinginan Iran membalas dendam atas pembunuhan Qassem Soleimani. Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi,” papar dia.
Pemerintahan Trump mengambil pendekatan agresif terhadap kebijakan Iran, dengan keluar dari kesepakatan nuklir penting tahun 2015 dengan Teheran dan memberlakukan kembali sanksi yang luas terhadap negara tersebut.
Selain membunuh Soleimani, pemerintahan Trump juga melabeli Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris.
Hal itu diyakini sebagai ancaman terpisah dari penembakan yang melukai Trump akhir pekan lalu.
The New York Times dan CNN sama-sama melaporkan kemungkinan ancaman Iran dan mengatakan informasi tentang rencana itu disampaikan kepada tim kampanye Trump sebelum penembakan hari Sabtu.
Middle East Eye menghubungi Gedung Putih, Dinas Rahasia, dan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk memberikan komentar, tetapi tidak segera menerima tanggapan.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada The New York Times bahwa banyak ancaman terhadap anggota pemerintahan Trump sebelumnya berasal dari pembunuhan yang ditargetkan Trump pada tahun 2020 terhadap jenderal tinggi Iran, Qassem Soleimani.
"Seperti yang telah kami katakan berkali-kali, kami telah melacak ancaman Iran terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun, sejak pemerintahan terakhir," ujar Adrienne Watson, juru bicara Dewan Keamanan Nasional, kepada The New York Times.
“Ancaman-ancaman ini muncul dari keinginan Iran membalas dendam atas pembunuhan Qassem Soleimani. Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri dengan prioritas tertinggi,” papar dia.
Pemerintahan Trump mengambil pendekatan agresif terhadap kebijakan Iran, dengan keluar dari kesepakatan nuklir penting tahun 2015 dengan Teheran dan memberlakukan kembali sanksi yang luas terhadap negara tersebut.
Selain membunuh Soleimani, pemerintahan Trump juga melabeli Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sebagai organisasi teroris.
tulis komentar anda