Perang Lebanon Segera Dimulai, Benarkah Banyak Dubes Eropa Tinggalkan Beirut?
Minggu, 23 Juni 2024 - 21:50 WIB
Lebanon membantah rumor di mana banyak dubes Eropa meninggalkan Beirut. Foto/AP
BEIRUT - Pemerintah Lebanon membantah laporan bahwa beberapa negara Eropa telah meminta utusan mereka untuk meninggalkan negara itu. Pasalnya, di tengah kekhawatiran peningkatan militer antara Hizbullah dan Israel sehubungan dengan perang Gaza yang sedang berlangsung.
Menteri Penerangan Lebanon Ziad Makary mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa situs berita melaporkan “berita tidak berdasar, mengklaim bahwa negara-negara Eropa, termasuk Jerman, Austria, Belgia, Belanda, Perancis, Inggris, Italia, dan Spanyol, menarik duta besar mereka dari Lebanon.”
Menyebarkan “berita palsu” adalah bagian dari “perang psikologis, yang sering dilakukan musuh Israel dan dipicu dengan berbagai cara,” kata Makary dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Lebanon.
Dia mendesak media untuk memeriksa fakta informasi sebelum memuat berita, dan menggambarkan fase saat ini di mana negara tersebut sedang melewati “fase yang sangat rumit.”
Kekhawatiran baru-baru ini meningkat bahwa peningkatan serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel akan berubah menjadi perang besar-besaran.
Hizbullah, sekutu kelompok militan Palestina Hamas, mulai baku tembak dengan Israel melintasi perbatasan selatan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah pekan lalu mengancam Siprus, negara tetangganya di Mediterania, bahwa mereka akan dianggap sebagai bagian dari konflik yang sedang berlangsung jika mereka membuka bandara dan pangkalannya ke Israel.
Ancaman terhadap negara kepulauan tersebut semakin menambah ketegangan pada situasi regional yang bergejolak.
Siprus menepis tuduhan Nasrallah dengan mengatakan bahwa hal itu adalah bagian dari solusi dan bukan masalah.
Menteri Penerangan Lebanon Ziad Makary mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa beberapa situs berita melaporkan “berita tidak berdasar, mengklaim bahwa negara-negara Eropa, termasuk Jerman, Austria, Belgia, Belanda, Perancis, Inggris, Italia, dan Spanyol, menarik duta besar mereka dari Lebanon.”
Menyebarkan “berita palsu” adalah bagian dari “perang psikologis, yang sering dilakukan musuh Israel dan dipicu dengan berbagai cara,” kata Makary dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Lebanon.
Dia mendesak media untuk memeriksa fakta informasi sebelum memuat berita, dan menggambarkan fase saat ini di mana negara tersebut sedang melewati “fase yang sangat rumit.”
Kekhawatiran baru-baru ini meningkat bahwa peningkatan serangan lintas batas antara Hizbullah dan Israel akan berubah menjadi perang besar-besaran.
Hizbullah, sekutu kelompok militan Palestina Hamas, mulai baku tembak dengan Israel melintasi perbatasan selatan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah pekan lalu mengancam Siprus, negara tetangganya di Mediterania, bahwa mereka akan dianggap sebagai bagian dari konflik yang sedang berlangsung jika mereka membuka bandara dan pangkalannya ke Israel.
Ancaman terhadap negara kepulauan tersebut semakin menambah ketegangan pada situasi regional yang bergejolak.
Siprus menepis tuduhan Nasrallah dengan mengatakan bahwa hal itu adalah bagian dari solusi dan bukan masalah.
(ahm)
tulis komentar anda