AS Diduga Diam-diam Melatih Brigade Azov Ukraina yang Dicap Neo-Nazi

Minggu, 23 Juni 2024 - 13:26 WIB
AS diduga diam-diam melatih Brigade Azov Ukraina. Foto/X @azov_media
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) diduga telah melatih Brigade Azov Ukraina yang sebelumnya dianggap sebagai pasukan neo-Nazi karena kekejamannya.

Dugaan pelatihan secara rahasia itu muncul setelah pimpinan brigade membagikan foto kegiatan mereka awal tahun ini. Beberapa bulan kemudian, Departemen Luar Negeri AS mencabut larangan pemberian bantuan militer kepada unit tersebut.

Awal bulan ini, Departemen Luar Negeri mengumumkan bahwa setelah peninjauan menyeluruh, mereka memutuskan bahwa Brigade Azov tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan berhak menerima bantuan militer Amerika.



Sebuah foto yang di-posting di akun media sosial Brigade Azov pada bulan Maret menunjukkan komandan unit tersebut, Andrey “Spyder” Ignatyuk, menerima sertifikat setelah anak buahnya menyelesaikan kursus pelatihan yang diselenggarakan oleh Komando Operasi Khusus AS di Eropa (SOCEUR). Sertifikat yang diserahkan kepada Ignatyuk oleh seorang tentara Amerika bertanggal Desember 2023.



Keterangan di bawah gambar menjelaskan bahwa kursus tersebut berfokus pada kerja sama sipil-militer, dan juga melibatkan instruktur dari negara-negara Eropa lainnya.

Foto kedua menunjukkan sekelompok besar pasukan Amerika, Polandia, dan Ukraina saling memegang bendera nasional, bersama dengan bendera Brigade Azov.

Dalam laporan mengenai foto yang diterbitkan pada hari Sabtu (22/6/2024), The Intercept menyatakan bahwa Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan Brigade Azov semuanya menolak mengomentari operasi pelatihan tersebut.

Didirikan oleh penganut supremasi kulit putih Andrey Biletsky pada tahun 2014, Batalyon Azov mengisi barisannya dengan anggota kelompok nasionalis kulit putih dan neo-Nazi yang lebih kecil dan berperang di pihak Kyiv melawan pasukan pro-Rusia di wilayah Donbas pada tahun yang sama.

Unit ini secara resmi diintegrasikan ke dalam garda nasional Ukraina sebagai Resimen Azov pada tahun 2015, dan diperluas menjadi Brigade Azov yang lebih besar pada tahun 2023, ketika unit tersebut dibangun kembali setelah hampir dihancurkan oleh pasukan Rusia di Mariupol pada musim panas sebelumnya.

Sepanjang sejarahnya selama satu dekade, Brigade Azov telah banyak menggunakan ikonografi neo-Nazi di medan perang, termasuk simbol Wolfsangel. Ikon rahasia ini digunakan oleh beberapa divisi Jerman selama Perang Dunia II, termasuk Divisi Panzer SS ke-2.

Para pejabat AS belum mengklarifikasi kapan mereka memberlakukan larangan bantuan militer kepada unit tersebut.

Namun, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada The Intercept bahwa mereka menganggap Brigade Azov saat ini “sangat berbeda” dari Batalyon Azov sebelumnya, dan bahwa dukungan terhadap Batalyon Azov secara teknis masih dilarang.

Pada tahun 2018, Kongres AS juga melarang pengiriman senjata ke Batalyon Azov, dengan alasan hubungannya dengan ideologi neo-Nazi.

Pekan lalu, Komite Alokasi DPR Amerika menulis ulang teks larangan awal untuk memasukkan “Batalyon Azov, Brigade Penyerang Terpisah Ketiga, atau organisasi penggantinya”—sebuah perubahan yang akan melarang transfer senjata ke milisi asli, sebuah unit pasukan khusus Ukraina yang dikomandoi oleh Biletsky, dan iterasi Brigade Azov saat ini.

Setelah teks baru ini diadopsi, pemberian bantuan militer kepada Brigade Azov akan dilarang oleh Kongres namun diizinkan oleh Departemen Luar Negeri.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More