Suku Terasing Amazon Mengakses Internet Berkat Elon Musk, tapi Malah Kecanduan Pornografi

Selasa, 11 Juni 2024 - 09:28 WIB
Suku terasing di hutan Amazon Brasil akhirnya bisa mengakses internet berkat Elon Musk. Namun, para tetua suku mengeluh anak-anak muda suku kini kecanduan media sosial dan pornografi. Foto/Navi Global
BRASILIA - Sebuah suku terasing di hutan Amazon Brasil akhirnya terhubung dengan internet berkat Elon Musk. Namun para tetua suku mengeluh bahwa warganya mulai kecanduan media sosial dan pornografi.

Suku Marubo yang beranggotakan sekitar 2.000 orang di Brasil terpecah belah dengan kedatangan layanan Starlink milik pendiri Tesla sembilan bulan lalu, yang menghubungkan komunitas hutan hujan Amazon yang terpencil di sepanjang Sungai Ituí ke situs web untuk pertama kalinya.

“Ketika hal itu tiba, semua orang senang,” kata Tsainama Marubo (73), seorang tetua suku, kepada The New York Times.

“Tetapi sekarang keadaannya menjadi lebih buruk. Kaum muda menjadi malas karena internet, mereka mempelajari cara hidup orang kulit putih," keluhnya.

Baca Juga: Ini Penampakan Langka Suku Asli Amazon di Era Modern

Suku Marubo adalah suku suci, yang bahkan tidak suka berciuman di depan umum. Namun Alfredo Marubo—semua suku Marubo menggunakan nama belakang yang sama—mengatakan bahwa dia cemas dengan hadirnya layanan yang menyediakan internet super cepat ke pelosok-pelosok dunia ini dan telah dianggap sebagai pengubah permainan oleh Musk, dapat meningkatkan standar kesopanan.

Alfredo mengatakan banyak pemuda Marubo yang berbagi video porno dalam grup obrolan dan dia telah mengamati “perilaku seksual yang lebih agresif” di beberapa video tersebut.

“Kami khawatir anak-anak muda akan ingin mencobanya,” katanya tentang tindakan seks yang tiba-tiba mereka lihat di layar.

“Setiap orang sangat terhubung sehingga terkadang mereka bahkan tidak berbicara dengan keluarganya sendiri.”

Starlink bekerja dengan menghubungkan antena ke 6.000 satelit yang mengorbit rendah. Antena yang diperlukan disumbangkan ke suku tersebut oleh pengusaha Amerika, Allyson Reneau.

Awalnya, internet digembar-gemborkan sebagai hal yang positif bagi suku terpencil yang dapat dengan cepat menghubungi pihak berwenang untuk mendapatkan bantuan dalam keadaan darurat, termasuk kemungkinan gigitan ular yang mematikan.

“Ini sudah menyelamatkan banyak nyawa,” kata Enoque Marubo (40), anggota suku setempat.

Anggota suku juga dapat berbagi sumber daya pendidikan dengan suku Amazon lainnya dan terhubung dengan teman dan keluarga yang kini tinggal di tempat lain.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More