5 Fakta Konflik Israel vs Hizbullah, Tel Aviv Ternyata Pernah Kalah

Senin, 10 Juni 2024 - 22:22 WIB
Hizbullah pernah mengalahkan Israel. Foto/AP
GAZA - Sejarah mencatat bahwa konflik Israel vs Hizbullah sudah terjadi sejak lama. Adapun salah satu titik baliknya ketika Israel melakukan invasi ke Lebanon.

Baru-baru ini, ketegangan di antara Israel dan Hizbullah kembali meningkat. Setelah serangkaian aksi saling balas serangan, beberapa pengamat mengingatkan adanya potensi perang dalam skala yang lebih besar.

Pendapat tersebut diperkuat dengan ancaman Presiden Israel Isaac Herzog soal perang dengan kelompok Hizbullah. Tindakannya itu didasarkan sebagai respon terhadap aksi ‘terorisme’ di dunia.



Lebih jauh, seperti apa sebenarnya riwayat konflik antara Israel dengan Hizbullah ini? Berikut sejumlah faktanya yang bisa diketahui.

Fakta Konflik Israel vs Hizbullah

1. Hizbullah Dibentuk untuk Melawan Israel

Nama Hizbullah memiliki arti ‘Partai Tuhan’. Pada riwayatnya, pendiriannya pun memiliki riwayat yang cukup menarik.

Mengutip Al Jazeera, Sabtu (8/6/2024), Hizbullah merupakan sebuah kelompok politik dan bersenjata yang mengadopsi ideologi Islam Syiah khas negara Iran. Dibentuk pada 1982, tujuannya tak lain untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon Selatan.

Sebagai informasi, sebelumnya Israel datang melakukan invasi dengan tujuan mengusir pejuang Palestina yang bersembunyi di Lebanon. Setelah itu, muncul sekelompok orang yang dipengaruhi pemerintah syiah Iran untuk mengangkat senjata dan melawan mereka.

Pada kemunculannya, keberadaan Hizbullah tidak bisa dilepaskan dari peran Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Melihat adanya kesempatan di Lebanon, mereka bersedia untuk memberikan dana dan pelatihan kepada orang yang ingin melawan Israel.

2. Hizbullah Jadikan Israel sebagai Musuh Utama

Sebagaimana riwayat pendiriannya, Israel adalah musuh utama Hizbullah. Bahkan, setelah pasukan Tel Aviv menarik diri dari Lebanon, kelompok ini masih terus menganggapnya sebagai musuh.

Pada perkembangannya, Hizbullah juga disebut memiliki hubungan tidak biasa dengan kelompok militan lain di Timur Tengah. Sebut saja seperti Hamas di Palestina dan Houthi di Yaman.

Alasannya sederhana, yakni karena Hamas dan Houthi juga menjadikan Israel sebagai musuh. Di sisi lain, Israel pun menganggap Hizbullah sebagai ancaman, meski tidak selalu berperang dengan terang-terangan sebagaimana yang dilakukannya dengan Hamas.



3. Sering Bertempur

Melihat ke belakang, Israel dan Hizbullah sudah sering bertempur. Tercatat, sudah banyak terjadi aksi saling balas-membalas serangan di antara keduanya.

Pada banyaknya pertempuran yang terjadi, salah satu momen terbaik terjadi pada 2006. Dikenal sebagai Perang Lebanon II, konflik ini terjadi ketika Israel berencana menghancurkan posisi Hizbullah di Lebanon.

Awal mula konflik dipicu penyergapan kendaraan militer Israel oleh Hizbullah yang tengah berpatroli di perbatasan dekat Lebanon. Waktu itu, ada tiga tentaranya yang tewas dan dua orang lainnya ditawan.

Hizbullah menawarkan kesepakatan pertukaran tahanan. Namun, Israel justru membalasnya dengan serangan penuh dari sektor darat hingga udara.

Mengutip AlarabiyaNews, kendati kedua belah pihak mengklaim kemenangan, sebagian besar pengamat sepakat bahwa Israel gagal dalam hampir semua tujuan strategisnya. Alih-alih menghancurkan Hizbullah, perang ini justru menguatkan posisi kelompok tersebut di Lebanon.

Selain itu, Israel juga gagal menyelamatkan dua tentara yang diculik Hizbullah. Singkatnya, dengan membiarkan Hizbullah bertahan, Tel Aviv sudah gagal mencapai tujuannya secara militer.

Terbaru, hubungan di antara keduanya juga kembali tegang usai Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina. Mengklaim sebagai pembela warga Palestina, Hizbullah pun beberapa kali mengirim serangan ke perbatasan Israel.

4. Lebanon Jadi Korban

Konflik antara Hizbullah dan Israel tak hanya berdampak bagi masing-masing pihak saja. Berbeda dengan mereka, kondisi ini adalah bencana besar bagi Lebanon.

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Lebanon dan Hizbullah itu berbeda. Lebanon adalah sebuah negara berdaulat, sedangkan Hizbullah merupakan kelompok berpengaruh yang berbasis di Lebanon.

Konflik Israel-Hizbullah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi Lebanon. Bukan hanya soal nyawa dan kehancuran, tetapi juga dari segi politik.

Kegagalan Israel menumpas Hizbullah membuat dominasi kelompok itu semakin kuat sebagai kekuatan politik-militer di Lebanon. Padahal, negara ini sebenarnya masih berada dalam tahap pemulihan setelah perang saudara.

Beberapa pengamat juga memperingatkan bahwa konflik Israel-Hizbullah ini bisa menjurus ke arah yang lebih besar. Jika memungkinkan, Israel bukan hanya mengincar Hizbullah, melainkan juga Lebanon untuk memastikan lenyapnya kelompok tersebut.

5. Warga Sipil Banyak Menjadi Korban Tak Bersalah

Selain Lebanon dalam statusnya sebagai negara, konflik Israel-Hizbullah juga memunculkan dampak buruk lain. Pertempuran yang kerap terjadi membuat warga sipil biasa menjadi korban.

Sepanjang riwayat konflik antara Israel-Hizbullah, sudah banyak warga sipil Lebanon yang menjadi korban. Hal ini lantaran konflik keduanya terjadi di wilayah-wilayah Lebanon yang padat penduduk.

Itulah beberapa fakta mengenai konflik Israel vs Hizbullah yang bisa diketahui.
(ahm)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More