Panglima Militer Inggris: Putin Tak Ingin Perang Nuklir Lawan NATO
Selasa, 04 Juni 2024 - 07:21 WIB
Penilaian Panglima Militer Inggris itu berbeda dengan pandangan Putin. Menurutnya, tindakan NATO bisa memicu insiden berbahaya.
"Eskalasi yang terus-menerus, yang dilakukan oleh NATO, dapat menimbulkan konsekuensi serius,” kata Putin pekan lalu, yang menunjukkan bahwa blok yang dipimpin Amerika Serikat tersebut mungkin mendorong terjadinya konflik global.
Pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov langsung memperingatkan AS terhadap “kesalahan perhitungan yang dapat mengakibatkan konsekuensi fatal.”
“Untuk beberapa alasan yang tidak jelas, mereka meremehkan betapa seriusnya respons yang bisa mereka hadapi,” kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow, dan mendesak para pembuat kebijakan AS untuk meluangkan lebih banyak waktu mempertimbangkan kata-kata Putin daripada “membuang-buang waktu untuk permainan komputer".
Radakin mengambil peran sebagai Kepala Staf Pertahanan Inggris pada November 2021, menggantikan Jenderal Sir Nick Carter setelah dia menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan konflik dengan Rusia.
Menurut media Inggris dan Ukraina, dia telah membantu Kyiv membuat rencana untuk menyerang sasaran Rusia di Laut Hitam.
Dalam wawancaranya dengan Sky News, Radakin mengakui bahwa pasukan Rusia membuat kemajuan taktis di darat, namun mengeklaim bahwa Moskow bermaksud agar konflik tersebut berakhir dalam tiga hari.
Ketika ditanya apakah Ukraina bisa bertahan dan sukses, dia mengatakan dia “sangat yakin” akan hal itu.
“Ini adalah perang ekonomi. Ini adalah perang logistik. Ini adalah perang produksi industri. Ini adalah perang kemauan politik,” kata Radakin.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
"Eskalasi yang terus-menerus, yang dilakukan oleh NATO, dapat menimbulkan konsekuensi serius,” kata Putin pekan lalu, yang menunjukkan bahwa blok yang dipimpin Amerika Serikat tersebut mungkin mendorong terjadinya konflik global.
Pada hari Senin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov langsung memperingatkan AS terhadap “kesalahan perhitungan yang dapat mengakibatkan konsekuensi fatal.”
“Untuk beberapa alasan yang tidak jelas, mereka meremehkan betapa seriusnya respons yang bisa mereka hadapi,” kata Ryabkov kepada wartawan di Moskow, dan mendesak para pembuat kebijakan AS untuk meluangkan lebih banyak waktu mempertimbangkan kata-kata Putin daripada “membuang-buang waktu untuk permainan komputer".
Radakin mengambil peran sebagai Kepala Staf Pertahanan Inggris pada November 2021, menggantikan Jenderal Sir Nick Carter setelah dia menyuarakan keprihatinan tentang kemungkinan konflik dengan Rusia.
Menurut media Inggris dan Ukraina, dia telah membantu Kyiv membuat rencana untuk menyerang sasaran Rusia di Laut Hitam.
Dalam wawancaranya dengan Sky News, Radakin mengakui bahwa pasukan Rusia membuat kemajuan taktis di darat, namun mengeklaim bahwa Moskow bermaksud agar konflik tersebut berakhir dalam tiga hari.
Ketika ditanya apakah Ukraina bisa bertahan dan sukses, dia mengatakan dia “sangat yakin” akan hal itu.
“Ini adalah perang ekonomi. Ini adalah perang logistik. Ini adalah perang produksi industri. Ini adalah perang kemauan politik,” kata Radakin.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(mas)
tulis komentar anda