Hamas Ungkap Dermaga AS di Gaza Bisa untuk Pasok Senjata ke Israel
Kamis, 30 Mei 2024 - 18:45 WIB
JALUR GAZA - Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas memperingatkan dermaga terapung Amerika Serikat (AS) di pantai Jalur Gaza menyesatkan dunia dengan klaim untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
Hamas menegaskan, “Dermaga ini dimaksudkan untuk memberikan dalih atas dukungan Washington terhadap negara pendudukan (Israel) dengan senjata.”
Dermaga tersebut, menurut Hamas, belum memberikan kontribusi signifikan dalam meringankan krisis kemanusiaan di Gaza.
“Pembicaraan internasional dan regional tentang pemberian bantuan tidak berdampak nyata terhadap kelaparan di Jalur Gaza. Tuntutan dasarnya tetap dibukanya seluruh penyeberangan darat ke Jalur Gaza dan masuknya seluruh kebutuhan dasar bagi warganya,” tegas Hamas.
Sebelumnya pada Rabu (29/5/2024), gerakan tersebut menyatakan, “Kecaman keras terhadap pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengabaikan pembantaian mengerikan yang dilakukan tentara pendudukan Israel terhadap pengungsi Palestina di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.”
Hamas mengkritik klaim juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS bahwa Israel “belum melewati” garis merah yang ditetapkan Presiden Biden.
“Pernyataan ini mencerminkan ketidakpedulian pemerintah AS terhadap nyawa warga sipil (Palestina) dan keterlibatannya dalam pembunuhan mereka, terutama dengan munculnya penyelidikan awal yang menunjukkan bom yang digunakan terhadap warga sipil yang mengungsi adalah buatan Amerika,” ungkap pernyataan Hamas.
Hamas menganggap pemerintah AS dan pasukan pendudukan Israel bertanggung jawab bersama atas pembantaian “mengerikan” tersebut dan menyerukan “diakhirinya standar ganda, dan diakhirinya partisipasi AS dalam pembunuhan warga Palestina.”
Hamas menegaskan, “Dermaga ini dimaksudkan untuk memberikan dalih atas dukungan Washington terhadap negara pendudukan (Israel) dengan senjata.”
Dermaga tersebut, menurut Hamas, belum memberikan kontribusi signifikan dalam meringankan krisis kemanusiaan di Gaza.
“Pembicaraan internasional dan regional tentang pemberian bantuan tidak berdampak nyata terhadap kelaparan di Jalur Gaza. Tuntutan dasarnya tetap dibukanya seluruh penyeberangan darat ke Jalur Gaza dan masuknya seluruh kebutuhan dasar bagi warganya,” tegas Hamas.
Sebelumnya pada Rabu (29/5/2024), gerakan tersebut menyatakan, “Kecaman keras terhadap pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengabaikan pembantaian mengerikan yang dilakukan tentara pendudukan Israel terhadap pengungsi Palestina di kota Rafah di Jalur Gaza selatan.”
Hamas mengkritik klaim juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS bahwa Israel “belum melewati” garis merah yang ditetapkan Presiden Biden.
“Pernyataan ini mencerminkan ketidakpedulian pemerintah AS terhadap nyawa warga sipil (Palestina) dan keterlibatannya dalam pembunuhan mereka, terutama dengan munculnya penyelidikan awal yang menunjukkan bom yang digunakan terhadap warga sipil yang mengungsi adalah buatan Amerika,” ungkap pernyataan Hamas.
Hamas menganggap pemerintah AS dan pasukan pendudukan Israel bertanggung jawab bersama atas pembantaian “mengerikan” tersebut dan menyerukan “diakhirinya standar ganda, dan diakhirinya partisipasi AS dalam pembunuhan warga Palestina.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda