4 Alasan Israel Menahan Direktur Rumah Sakit Al Shifa
Senin, 13 Mei 2024 - 22:22 WIB
GAZA - Tentara Israel telah menangkap Mohammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit Al Shifa, kompleks medis terbesar di Jalur Gaza yang terkepung, sejak November 2023 silam. Dia menjadi tokoh medis ternama yang ditangkap oleh tentara Israel.
Penangkapannya memicu keprihatinan dunia, terutama Badan Kesehatan Dunia (WHO). Itu menunjukkan bukti bahwa semua orang bisa ditangkap oleh tentara Israel.
Foto/AP
Direktur rumah sakit Mohammad Abu Salmiya ditahan untuk diinterogasi menyusul “bukti yang menunjukkan bahwa Rumah Sakit Shifa, di bawah manajemen langsungnya, berfungsi sebagai pusat komando dan kendali Hamas”, kata militer Israel dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Melansir Times of Israel, tentara Zionis menuding bahwa RS Al Shifa di bawah manajemen langsungnya, berfungsi sebagai markas besar organisasi teroris Hamas. Dikatakan bahwa Hamas menggunakan banyak sumber daya dari rumah sakit, termasuk listrik, untuk memelihara sistem terowongan di bawah fasilitas tersebut.
“Selain itu, Hamas menyimpan banyak senjata di dalam dan sekitar rumah sakit,” demikian keterangan Tentara Israel. Mereka juga menambahkan bahwa ada aktivitas perjuang yang luas di pusat medis yang berada di bawah manajemen Abu Salmiya.
Foto/AP
Rumah Sakit Al Shifa telah menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara. Tentara memerintahkan evakuasi terhadap fasilitas tersebut pada hari Sabtu, namun segelintir staf yang tersisa di sana mengatakan masih ada sekitar 180 pasien yang masih berada di dalam.
Tentara Israel, yang menggerebek rumah sakit tersebut berulang kali, menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah fasilitas di Kota Gaza untuk melancarkan serangan. Hamas dan pejabat rumah sakit telah berulang kali membantah klaim tersebut.
Foto/AP
Mohammad Abu Salmiya merupakan dokter yang populer. Dia sering dikutip oleh media internasional tentang kondisi di dalam Al Shifa, yang menjadi fokus utama serangan darat Israel selama perang tanpa pandang bulu di jalur tersebut.
Rumah Sakit Al-Shifa telah menjadi lokasi operasi pasukan khusus Israel sebagai bagian dari perang di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari puluhan ribu orang.
Foto/AP
Melansir Jerusalem Post, Direktur Rumah Sakit Shifa Kota Gaza Mohammad Abu Salmiya baru-baru ini mengadakan sidang di hadapan Pengadilan Sipil Israel yang tidak disebutkan namanya melalui konferensi video di mana penahanannya diperpanjang.
Abu Salmiya sedang diperiksa secara pidana oleh Shin Bet (Badan Keamanan Israel) berdasarkan peraturan darurat perang saat ini terkait dengan Hamas dan pejuang lain yang terkait dengan perang tersebut.
Sebagai bagian dari peraturan tersebut, Abu Salmiya juga masih dilarang bertemu dengan pengacara.
Meskipun sumber tidak mengidentifikasi pengadilan sipil tersebut, secara tradisional, pengadilan Beersheba telah menangani berbagai kasus teror Gaza.
Di pengadilan militer Israel yang menangani warga Palestina di Tepi Barat, pihak penuntut militer terkadang memiliki waktu hingga beberapa bulan untuk mengajukan dakwaan, di mana Shin Bet dapat menahan seseorang jika hal tersebut melibatkan kejahatan keamanan.
Ada juga penahanan administratif, yang merupakan jalur yang sama sekali berbeda, namun biasanya hanya diperuntukkan bagi teroris yang diperkirakan akan melakukan kekerasan, sesuatu yang tidak dituduhkan kepada Salmiya.
Israel juga memiliki undang-undang untuk “pejuang yang melanggar hukum” yang digunakan untuk menangani setidaknya 150 atau lebih teroris Hamas yang ditangkap saat melawan pasukan IDF.
Penangkapannya memicu keprihatinan dunia, terutama Badan Kesehatan Dunia (WHO). Itu menunjukkan bukti bahwa semua orang bisa ditangkap oleh tentara Israel.
4 Alasan Israel Menahan Direktur Rumah Sakit Al Shifa
1. Bekerja Sama dengan Hamas dan Mendirikan Pusat Komando
Foto/AP
Direktur rumah sakit Mohammad Abu Salmiya ditahan untuk diinterogasi menyusul “bukti yang menunjukkan bahwa Rumah Sakit Shifa, di bawah manajemen langsungnya, berfungsi sebagai pusat komando dan kendali Hamas”, kata militer Israel dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.
Melansir Times of Israel, tentara Zionis menuding bahwa RS Al Shifa di bawah manajemen langsungnya, berfungsi sebagai markas besar organisasi teroris Hamas. Dikatakan bahwa Hamas menggunakan banyak sumber daya dari rumah sakit, termasuk listrik, untuk memelihara sistem terowongan di bawah fasilitas tersebut.
“Selain itu, Hamas menyimpan banyak senjata di dalam dan sekitar rumah sakit,” demikian keterangan Tentara Israel. Mereka juga menambahkan bahwa ada aktivitas perjuang yang luas di pusat medis yang berada di bawah manajemen Abu Salmiya.
2. RS Al Shifa Jadi Fokus Serangan Darat di Gaza
Foto/AP
Rumah Sakit Al Shifa telah menjadi fokus utama serangan darat Israel di Gaza utara. Tentara memerintahkan evakuasi terhadap fasilitas tersebut pada hari Sabtu, namun segelintir staf yang tersisa di sana mengatakan masih ada sekitar 180 pasien yang masih berada di dalam.
Tentara Israel, yang menggerebek rumah sakit tersebut berulang kali, menuduh pejuang Hamas menggunakan kompleks terowongan di bawah fasilitas di Kota Gaza untuk melancarkan serangan. Hamas dan pejabat rumah sakit telah berulang kali membantah klaim tersebut.
3. Sangat Populer
Foto/AP
Mohammad Abu Salmiya merupakan dokter yang populer. Dia sering dikutip oleh media internasional tentang kondisi di dalam Al Shifa, yang menjadi fokus utama serangan darat Israel selama perang tanpa pandang bulu di jalur tersebut.
Rumah Sakit Al-Shifa telah menjadi lokasi operasi pasukan khusus Israel sebagai bagian dari perang di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari puluhan ribu orang.
4. Disebut sebagai Pejuang Hamas sehingga Dijerat dengan Hukum Darurat Perang
Foto/AP
Melansir Jerusalem Post, Direktur Rumah Sakit Shifa Kota Gaza Mohammad Abu Salmiya baru-baru ini mengadakan sidang di hadapan Pengadilan Sipil Israel yang tidak disebutkan namanya melalui konferensi video di mana penahanannya diperpanjang.
Abu Salmiya sedang diperiksa secara pidana oleh Shin Bet (Badan Keamanan Israel) berdasarkan peraturan darurat perang saat ini terkait dengan Hamas dan pejuang lain yang terkait dengan perang tersebut.
Sebagai bagian dari peraturan tersebut, Abu Salmiya juga masih dilarang bertemu dengan pengacara.
Meskipun sumber tidak mengidentifikasi pengadilan sipil tersebut, secara tradisional, pengadilan Beersheba telah menangani berbagai kasus teror Gaza.
Di pengadilan militer Israel yang menangani warga Palestina di Tepi Barat, pihak penuntut militer terkadang memiliki waktu hingga beberapa bulan untuk mengajukan dakwaan, di mana Shin Bet dapat menahan seseorang jika hal tersebut melibatkan kejahatan keamanan.
Ada juga penahanan administratif, yang merupakan jalur yang sama sekali berbeda, namun biasanya hanya diperuntukkan bagi teroris yang diperkirakan akan melakukan kekerasan, sesuatu yang tidak dituduhkan kepada Salmiya.
Israel juga memiliki undang-undang untuk “pejuang yang melanggar hukum” yang digunakan untuk menangani setidaknya 150 atau lebih teroris Hamas yang ditangkap saat melawan pasukan IDF.
(ahm)
tulis komentar anda