Menelisik Dugaan Kim Jong-un Diam-diam Bantu Iran Serang Israel
Jum'at, 19 April 2024 - 06:25 WIB
SEOUL - Badan mata-mata Korea Selatan (Korsel) sedang memeriksa apakah teknologi rezim Kim Jong-un di Korea Utara (Korut) diterapkan dalam rudal balistik yang digunakan Iran dalam menyerang Israel pekan lalu.
“Kami mengawasi apakah teknologi Korea Utara disertakan dalam rudal balistik Iran yang diluncurkan melawan Israel, mengingat kerja sama rudal antara (Korea) Utara dan Iran di masa lalu,” kata Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, yang dilansir dari Korea Times, Kamis (18/4/2024).
Amerika Serikat telah lama mengetahui bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah memberikan rudal dan teknologi rudal balistik ke Iran.
Bertahun-tahun yang lalu, komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim-Safavi, mengakui bahwa Iran telah membeli rudal Scud B dan Scud C dari “negara asing seperti Korea Utara” pada tahun 1980-an.
Shahab-3 Iran didasarkan pada Nodong Korea Utara, sebuah rudal balistik jarak menengah. Iran, bagaimanapun, telah berupaya untuk memperluas jangkauan dan efektivitas senjata tersebut, menurut National Air and Space Intelligence Center—sebuah unit militer Amerika Serikat.
Rudal Korramshahr Iran diyakini didasarkan pada rudal balistik Musudan milik Korea Utara, menurut laporan Associated Press.
Juru bicara Departemen Luar Amerika Serikat Negeri Matthew Miller mengatakan departemennya sangat prihatin mengenai prospek kerja sama Iran dan Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.
Kekhawatiran mengenai Korea Utara yang menyediakan teknologi untuk perang ini muncul hanya beberapa hari setelah Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap misi diplomatik Iran di Suriah awal bulan ini.
Amerika Serikat, bersama sekutunya, membantu Israel menangkis serangan besar-besaran Iran tersebut. Militer Zionis mengeklaim tidak ada kerusakan besar yang terjadi akibat serangan Teheran, namun kekhawatiran tetap ada mengenai apakah konflik Israel-Iran dapat pecah menjadi perang terbuka.
Serangan Iran pada 13 April adalah serangan langsung pertama yang dilakukan Teheran terhadap Israel.
Kekhawatiran mengenai peran Korea Utara dalam mempersenjatai Iran muncul hanya beberapa minggu setelah agen mata-mata Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Hamas telah menggunakan teknologi Korea Utara dalam perangnya dengan Israel.
Pengiriman senjata dari Korea Utara yang disita saat transit pada tahun 2009 ditujukan ke Iran, menurut penilaian pemerintah Thailand.
Menurut Badan Intelijen Pertahanan AS, klien Korea Utara lainnya untuk rudal balistik dan teknologi terkait selama bertahun-tahun termasuk Suriah, Mesir, Irak, Libya, Pakistan, dan Yaman.
“Kami mengawasi apakah teknologi Korea Utara disertakan dalam rudal balistik Iran yang diluncurkan melawan Israel, mengingat kerja sama rudal antara (Korea) Utara dan Iran di masa lalu,” kata Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, yang dilansir dari Korea Times, Kamis (18/4/2024).
Amerika Serikat telah lama mengetahui bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Korea Utara telah memberikan rudal dan teknologi rudal balistik ke Iran.
Bertahun-tahun yang lalu, komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran, Mayor Jenderal Yahya Rahim-Safavi, mengakui bahwa Iran telah membeli rudal Scud B dan Scud C dari “negara asing seperti Korea Utara” pada tahun 1980-an.
Shahab-3 Iran didasarkan pada Nodong Korea Utara, sebuah rudal balistik jarak menengah. Iran, bagaimanapun, telah berupaya untuk memperluas jangkauan dan efektivitas senjata tersebut, menurut National Air and Space Intelligence Center—sebuah unit militer Amerika Serikat.
Rudal Korramshahr Iran diyakini didasarkan pada rudal balistik Musudan milik Korea Utara, menurut laporan Associated Press.
Juru bicara Departemen Luar Amerika Serikat Negeri Matthew Miller mengatakan departemennya sangat prihatin mengenai prospek kerja sama Iran dan Korea Utara untuk mengembangkan senjata nuklir dan rudal balistik.
Kekhawatiran mengenai Korea Utara yang menyediakan teknologi untuk perang ini muncul hanya beberapa hari setelah Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone terhadap Israel sebagai pembalasan atas serangan mematikan terhadap misi diplomatik Iran di Suriah awal bulan ini.
Amerika Serikat, bersama sekutunya, membantu Israel menangkis serangan besar-besaran Iran tersebut. Militer Zionis mengeklaim tidak ada kerusakan besar yang terjadi akibat serangan Teheran, namun kekhawatiran tetap ada mengenai apakah konflik Israel-Iran dapat pecah menjadi perang terbuka.
Serangan Iran pada 13 April adalah serangan langsung pertama yang dilakukan Teheran terhadap Israel.
Kekhawatiran mengenai peran Korea Utara dalam mempersenjatai Iran muncul hanya beberapa minggu setelah agen mata-mata Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Hamas telah menggunakan teknologi Korea Utara dalam perangnya dengan Israel.
Pengiriman senjata dari Korea Utara yang disita saat transit pada tahun 2009 ditujukan ke Iran, menurut penilaian pemerintah Thailand.
Menurut Badan Intelijen Pertahanan AS, klien Korea Utara lainnya untuk rudal balistik dan teknologi terkait selama bertahun-tahun termasuk Suriah, Mesir, Irak, Libya, Pakistan, dan Yaman.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda